Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nasib Akademik di Bawah Kendali ChatGPT

6 Maret 2023   17:53 Diperbarui: 6 Maret 2023   18:00 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecerdasan buatan|freepik.com

Semua proses ini bermanfaat bagi manusia untuk membangun kecerdasan alami. Seorang bayi harus terlebih dahulu merangkak sebelum bisa berjalan, tujuannya agar saraf motorik mengirim sinyal ke otak untu membangun memori otak. 

Jadi, informasi yang masuk ke otak memang secara alamiah harus berproses. Ketika informasi yang masuk dengan cara instan, otak dengan sendirinya tidak berkembang segaimana fungsinya. 

Jika kedepannya mahasiswa bergantung pada kecerdasan buatan semisal chatgpt, maka bukan tidak mungkin kemampuan intelektualnya berkurang.

Artinya, secara kemampuan otak memproses informasi akan jauh menurun dibandingkan mereka yang aktif menggunakan otak untuk membaca dan menulis. Itu baru contoh yang paling sederhana. 

Jika dalam sebuah ruangan terdapat 30 mahasiwa, bukan tidak mungkin dalam lima tahun kedepan setengahnya akan mudah jatuh ke pangkuan chatgpt.

Rayuan kecerdasan buatan ini sangat menggoda, layaknya godaan seorang cewek cantik pada seorang pria. Faktor kemudahan dan kecepatan bisa mengalihkan kepercayaan manusia. 

Semakin mudah siswa dan mahasiswa mendapatkan informasi, maka semakin sedikit usaha yang dikeluarkan. Akhirnya, jumlah akademisi yang mau aktif membaca akan berkurang drastis setiap tahun, apalagi yang mau menulis.

Sekarang saja jumlah lulusan doktor dan gelar profesor bertambah, tapi tidak sebanding dengan karya yang dihasilkan. Ada yang lulus sebagai doktor karbitan dan profesor jadi-jadian, disertasi dan karya ilmiah dikerjakan orang lain. 

Hasil instan dalam waktu cepat tentu saja mudah menipu siapa saja. "ah, kan teknologi makin maju", "kalau bisa cepat, ngapain dibuat susah" begitulah alasan yang bakal lumrah didengar nantinya. 

Budaya copy and paste bisa saja dianggap normal pada suatu saat. Faktor keengganan untuk mengecek sumber asli juga menjadi penentu kualitas kecerdasan generasi selanjutnya. 

Era teknologi memang terlihat mengagumkan, khususnya bagi orang-orang yang memang menginginkan kemudahan dan kecepatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun