Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Strategi Efektif Menambah Jumlah Pelanggan

21 Februari 2023   16:02 Diperbarui: 22 Februari 2023   20:09 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menambah jumlah pelanggan.www.freepik.com

Agar profit meningkat, pelaku bisnis perlu berpikir jauh kedepan. Ada istilah strategic business plan yang mengarah pada perencanaan bisnis yang matang, namun untuk mendapatkan jumlah pelanggan apa yang cocok untuk dilakukan?

Growing current customer base

Bisnis yang sehat identik dengan jumlah pelanggan yang meningkat. Cara meningkatkan jumlah pelanggan juga tidak boleh dilakukan dengan cara yang tidak sehat.

Banyak pelaku usaha yang terpaksa harus menutup usahanya karena kesalahan yang tidak diperhitungkan di awal. Misalnya, menaikkan harga di menu, tidak menjaga cita rasa, dan pelayanan yang kurang.

Jika harus memilih antara mencari pelanggan baru atau menjaga pelaggan yang sudah ada, manakah yang lebih baik?

Jawabannya, sangat tergantung! apakah condong terpaku pada angka atau fokus pada pelayanan. Tentu saja, ada perbedaan yang mendasar dalam setiap pilihan.

Pelaku usaha kuliner misalnya, jika terlaku fokus pada angka, mereka bisa saja kehilangan value atau nilai yang seharusnya lebih berharga. Jumlah pelanggan boleh saja banyak, namun apakah mereka puas dengan pelayanan yang sudah ada?

Dalam perhitungan bisnis, menumbuhkan jumlah pelanggan baru melalui pelanggan lama tidak hanya murah namun juga jauh lebih mudah. Meskipun demikian, banyak pelaku bisnis yang tidak jeli menganalisa kemajuan bisnis secara bertahap. 

Ada dua cara yang sebenarnya bisa dilakukan untuk menambah profit secara keseluruhan dari total pelanggan yang sudah terbentuk. 

Pertama, menambah jumlah transaksi barang/jasa. Kedua, meningkatkan frekuensi transaksi bisnis.

Value of Customer

Untuk mampu meningkatkan profit, pelaku bisnis harus mampu memahami Value of Customer. Apa itu? ini berkaitan dengan data pelanggan dan transaksi. 

Data pelanggan meliputi jumlah total pelanggan, total belanja pelanggan, rata-rata jumlah belanja pertahun, dan rata-rata waktu yang dihabiskan ketika bertransaksi.

Kita ambil contoh sebuah mini market. Setiap harinya terjadi transaks jual beli, ada pelanggan yang datang dan ada uang yang masuk. Melihat lebih jauh, tipe pelanggan apa yang datang lebih sering dan berapa rata-rata jumlah transaksi. 

Data ini dibutuhkan pelaku bisnis untuk kemudian dianalisa lebih mendalam. Dari software transaksi jual beli bisa terbaca jenis transaksi apa yang lebih dominan. 

Sama hal dalam usaha kuliner, ada menu-menu tertentu yang lebih besar mendatangkan keuntungan. Meskipun demikian, saat rasa dan harga berubah, jumlah profit juga biasanya berdampak buruk.

Jika pelaku usaha tidak berhati-hati dan gagal membaca data, jumlah pelanggan bukan bertambah tapi malah menurun tajam. Bisnis yang awalnya menjanjikan, sekejap bisa meruntuhkan. 

Data pelanggan yang sudah terbentuk dapat menjadi rujukan bagi keberlangsungan sebuah bisnis. Dapatkah seorang pelaku usaha mendapatkan angka jumlah transaksi per pelanggan?

Tidak semua pelaku bisnis mau bersusah payah menganalisa data. Padahal, dari data akan terbaca sejumlah angka. Misalnya, tipe pelanggan mana yang royal menghabiskan uang pada belanjaan atau menu tertentu.

Kedepannya, data yang sudah dianalisa dapat berfungsi sebagai penentuan kualitas barang, tingkat pelayanan, dan juga pola transaksi.

Bagi pelaku bisnis yang sadar akan pentingnya data, mereka berusaha untuk bisa membaca karakter pembeli dari jumlah transaksi. Kemudian, tipe pelanggan akan diklasifikasikan berpatok pada data transaksi. 

Lalu, apa pentingnya?

Jumlah dan waktu transaksi sangat menentukan profit. Karakter pembeli sangat beragam, ada yang ga mau ribet dan maunya dilayani dengan baik. 

Jika seorang pelanggan menghabiskan Rp.3000.000 dalam waktu lima menit dengan transaksi rata-rata perminggu. Maka data ini bisa menjadi fakta, namanya current customer base. 

Nah, anggaplah ada 30 orang pelanggan dengan tipe seperti ini. Asumsinya, ada perputaran uang yang tidak sedikit dalam setiap minggu. Ketimbang fokus mencari pelanggan baru, kenapa tidak memberi pelayanan lebih baik pada tipe pelanggan seperti ini?

Intinya, daripada harus repot-repot megiklankan produk, alangkah lebih baik berusaha fokus pada pelayanan. Pihak bank sudah sangat mahir menjalankan strategi ini.

Potential customer

Seringnya, jumlah pelanggan bisa diproyeksikan dengan strategi spend more. Artinya, bagaimana cara sebuah bisnis bisa membuat pelanggan yang ada berbelanja lebih banyak dan lebih sering.

Akan tetapi, pelayanan yang buruk identik dengan jumlah transaksi yang sedikit. Kepuasan pelanggan sangat menentukan keberlangsungan sebuah bisnis.

Pelanggan yang sudah merasa sangat puas pada satu produk lebih dominan menghabiskan uang pada produk yang sama. Usaha kuliner yang pandai menjaga mutu dan cita rasa serta pelayanan, seringnya lebih mudah menjangkau banyak kalangan pelanggan.

Dalam konteks yang lebih luas, gambaran pelanggan dan jumlah transaksi memberikan proyeksi angka profit dalam sebuah bisnis. Angka ini tentu saja fluktuatif, banyak faktor yang bisa mempengaruhi. Salah satunya seperti munculnya COVID yang sangat tak terduga.

Namun dari itu, proyeksi angka profit yang dibangun dari awal pastinya sangat bermanfaat. Untuk mampu mendapatkan data yang valid tentang pelanggan, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab:

1. Apakah pelanggan yang sudah ada merasa puas dengan pelayanan yang diberikan?

2. Apakah antara pembeli dan penjual sudah terbentuk rasa saling percaya?

3. Apakah pelanggan datang karena mencari solusi?

4. Apakah pelangan dengan senang hati merekomendasi kepada orang lain?

5. Apakah pelanggan dengan senang hati mau bertransaksi lebih jika ada penawaran tertentu?


Semua pertanyaan di atas membutuhkan jawaban yang valid. Data pelanggan yang datang dari angka transaksi mampu memberi sebuah gambaran penentu kemajuan bisnis. 

Lebih jauh lagi, apa yang dirasakan oleh pelanggan secara tidak langsung berkaitan erat dengan jumlah profit yang bakal didapat. Berkembang atau tidaknya sebuah bisnis bukan hanya soal banyak tidaknya barang. 

Seberapa loyalnya pelanggan dalam bertransaksi dengan mudah memberi dua jawaban: seberapa sering mereka berbelanja dan tipe produk apa yang diinginkan. Dengan dua data ini saja, sebuah bisnis sejenis retailer bisa naik kelas dalam satu tahun. 

Semoga bermanfaat!

[Masykur]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun