Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A devoted researcher with regards to foreign languages, memory, and cognitive function

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Musim Beasiswa Tiba, Yuk Pelajari Caranya agar Lolos!

26 Januari 2023   13:24 Diperbarui: 31 Januari 2023   12:45 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa Penerima Beasiswa. (Sumber: Pixabay/Drazen Zigic via kompas.com)

Saat ini beberapa beasiswa telah dibuka. Beasiswa LPDP dan Fulbright adalah dua jenis beasiswa yang sedang menerima aplikasi. LPDP menawarkan beasiswa ke dalam dan luar negeri, sedangkan Fulbright hanya ke Amerika.

Apa saja yang harus dipersiapkan ketika hendak melamar beasiswa?

Aplikasi Beasiswa

Aplikasi beasiswa merupakan bagian terpenting dari tahap seleksi. Aplikasi tentunya masuk katagori dokumen beasiswa yang harus dilengkapi dengan benar.

Untuk mengisi aplikasi secara benar, hendaknya pelamar beasiswa membaca dengan teliti apa saja yang harus diisikan pada kolom aplikasi yang dimintakan. 

Biasanya berhubungan dengan identitas pribadi, pengalaman kerja, organisasi, dll.

Selain itu, perlu dipahami bahwa setiap beasiswa memiliki persyaratan sedikit berbeda, walaupun secara umum sama. Oleh karena itu, jangan sekedar memindahkan informasi dari satu aplikasi ke aplikasi beasiswa lainnya.

Baca Juga : Beasiswa Fulbright 2023 Dibuka! Deadline 15 Februari

Cara terbaik adalah menuliskan semua informasi secara terperinci pada microsoft word. Dengan cara ini setiap informasi bisa di katagorikan dengan tabel yang berisi informasi pribadi, keterangan pada ijazah (IPK, tahun masuk dan tamat, no ijazah, dll).

Pada dasarnya, setiap beasiswa meminta informasi seperti ini pada saat mengisi aplikasi. Jika informasi penting ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, pastinya mengisi aplikasi tidak lagi terasa sulit.

Ada dua jenis aplikasi yang berlaku: online dan offline. Artinya, untuk aplikasi online bisa diisi langsung pada website penyedia beasiswa seperti LPDP.

Sedangkan beasiswa Fulbright mensyaratkan aplikasi secara hardcopy yang harus diisi manual dengan mengetik di komputer, lalu dikirimkan ke alamat AMINEF di Jakarta. 

Terlepas dari dua jenis aplikasi ini, dokumen yang diminta relatif sama. Ini berarti informasi data diri dari KPT/Paspor, ijazah, transkrip tetap harus dipindahkan baik lewat aplikasi online atau diketik manual pada aplikasi hardcopy.

Dokumen Pendukung

Seleksi beasiswa. Dokpri
Seleksi beasiswa. Dokpri

Walaupun aplikasi terisi lengkap, tanpa bukti dokumen pendukung maka sesi pertama seleksi beasiswa akan gagal. Kenapa? Secara logika, apa yang diisikan pada aplikasi harus dibuktikan dengan dokumen fisik. Jika tidak dilampirkan, jelas aplikasi beasiswa bisa tidak diperhitungkan.

Nah, bagaimana cara yang baik untuk mempersiapkan dokumen pendukung.?

a) Legelisir ijazah dan transkrip segera

Jangan menunda untuk meleges ijazah dan transkrip. Biasanya, waktu mengumpulkan aplikasi dan dokumen tidaklah lama. 

Misalnya, saat ini seleksi beasiswa LPDP sedang dibuka dan aplikasi harus dikumpulkan tidak melewati tenggat waktu. Sama seperti beasiswa Fulbright yang juga terbuka sampai tanggal 15 Februari.

Baca Juga: Tiga Tips Mendapat Beasiswa S2 Fulbright

Ada baiknya untuk sudah mempersiapkan segala dokumen minimal satu bulan sebelum beasiswa dibuka. Setiap jenis dokumen yang diminta memliki tingkat kesulitan berbeda untuk didapat.

Contohnya, esai beasiswa tentunya membutuhkan waktu tidak sedikit agar rampung dengan baik sesuai harapan. Jika mempersiapkan 1 atau 2 minggu sebelum beasiswa ditutup, maka kualitasnya sudah pasti buruk.

Saat meleges ijazah, usahakan untuk sekalian meminta rekomendasi pada dosen. Jadi, tidak perlu berpergian dua sampai tiga untuk mendapatkan dokumen yang berbeda. 

b) Menghubungi Pemberi Surat Rekomendasi

Rekomendasi dari dosen atau atasan kerja juga tidak bisa didapat dalam satu hari. Perlu komunikasi lebih awal bersama dosen bersangkutan atau atasan kerja. Apakah mereka akan bersedia memberi rekomendasi atau tidak.

Alangkah baiknya, hubungi dan kabari pihak pemberi rekomendasi dua minggu lebih awal agar tidak terkesan buru-buru dan memaksa. 

Sebagai contoh, dulu saya pernah beberapa kali diminta menuliskan rekomendasi oleh mahasiswa. Karena yang meminta adalah maahasiswa yang memang rajin dan layak, maka saya sangat bersedia menulis rekom dengan baik.

Alhasil, mahasiswa tersebut lolos seleksi ke program pertukaran pelajar dan pelatihan bahasa yang ia tuju. Alasan saya mau memberi rekom karena mahasiswa tersebut mengubungi dengan sopan dan tidak mengharuskan saya mengisinya dalam 1 atau 2 hari.

Terkadang, ada juga mahasiswa the last minute. pas beasiswa mau tutup, dia datang minta rekom. Nah, biasanya yang seperti ini maunya cepat tapi tak mau susah. Saya pribadi akan menolak dengan baik jika dimintai untuk menulis rekom pada detik-detik terakhir.

Oleh karenanya, buatlah timeline beasiswa secara terperinci. Misalnya, buatkan kolom jenis beasiswa, dokumen yang diminta, tanggal deadline, dan juga syarat tambahan seperti essay, surat rekomendasi, surat pengangkatan PNS, dll.

Dengan pola seperti ini akan sangat mudah mempersiapkan semua berkas dan memprioritaskan dari skala terpenting berdasarkan tingkat kesulitan mengumpulkan berkas tersebut. Jangan lupa untuk menyediakan kolom check list untuk berkas yang sudah didapat.

Proofread Esai 

Esai beasiswa bobotnya besar dari semua aplikasi. Ibaratnya, dengan menulis esai yang baik seseorang mampu meyakinkan pemberi beasiswa. Oleh karena itu, jangan hanya sekedar menulis esai tanpa mengecek kembali.

Terutama sekali, persiapkan esai satu bulan lebih awal sebelum beasiswa dibuka. Lalu, cek kembali dengan membaca ulang berkali-kali. Pastikan setiap informasi tertulis sesuai persyaratan dan tidak dipaparkan dengan bertele-tele.

Untuk memastikan esai tertulis dengan baik, carilah beberapa orang yang memiliki kemampuan proofread. Artinya, esai yang sudah ditulis harus dibaca oleh setidaknya dua orang yang sebelumnya pernah mendapat beasiswa tersebut atau mampu memberi feedback.

Dari sini, kita akan mampu mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kualitas esai. Apakah esainya sudah tertulis sesuai kaedah bahasa yang benar, isinya tersampaikan dengan baik, paragraf terhubung dan mudah dipahami.

Jika tidak dilakukan proofread, esai bisa saja memiliki kualitas buruk dan tidak mendapat tempat yang baik di mata panelis beasiswa. Bayangkan saja ada ribuan aplikasi dan esai yang harus diseleksi dalam waktu terbatas.

Tentu saja, pihak panelis beasiswa tidak punya waktu membaca esai yang bertele-tele. Inilah alasan kenapa banyak aplikasi beasiswa yang ditolak khususnya untuk pelamar beasiswa kali pertama. 

Makanya, persiapkan waktu yang cukup dan maksimalkan usaha dengan menulis esai yang baik dan benar jauh lebih awal. Jumpai orang-orang yang memiliki pengalaman menulis esai dan tanyai pendapat mereka dengan meminta kesediaan membaca dan mengoreksi esai.

Semoga bermanfaat!

[masykur]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun