Saya mencoba untuk menanyakan seorang teman dekat dari Amerika untuk memastikan apakah benar. Ternyata, memang kata outhouse identik dengan toilet luar tanpa penampung kotoran. Boleh dikatakan sama seperti jenis toilet di pedesaan.
Pada awal abad ke 18, para pelaut menggunakan kata Head untuk merujuk pada kata toilet. Hal ini sesuai dengan posisi toilet pada kapal, dimana penentuan letaknya di bawah namun sedikit tinggi dari air.
Baru kemudian istilah John naik ke permukaan karena dipercaya asal muasal sebutan John yaitu dari nama Sir John Harington yang mendesain flush toilet untuk Queen Elizabeth saat itu. Istilah John sendiri datang pada 1735.
Water Closet dan Lavatory
Water Closet atau WC mulai digunakan pada tahun 1736. Ada juga istilah lain, yaitu earth closet yang digunakan pada tahun 1863. Bahasa gaulnya disebut dengan dunny yang berasal dari Australia.
Adapun kata lavatory yang lumrah digunakan di pesawat sudah lebih dulu digunakan pada abad ke 14. Meskipun demikian, dulunya lavatory digunakan untuk merujuk pada sebuah tempat mencuci, baru pada abad 20 bermakna toilet. Ternyata, ada pergesaran makna yang jauh dari penggunaan aslinya.
Bagaimana dengan Bathroom dan Restroom?
Pada dasarnya kata bathroom digunakan pada tahun 1780 sebagai tempat mandi di Inggris. Akan tetapi baru pada abad 20 kata yang sama dipakai di Amerika. Inilah penyebab kenapa antara orang Inggris dan Amerika bisa saling salah paham ketika merujuk ke kata yang sama, walaupun sama-sama pemilik bahasa Inggris.
Kata restroom juga pada awalnya tidak merujuk pada tempat BAB. Tahun 1856 istilah restroom merujuk pada tempat istirahat dan rileksasi. Baru pada pertengahan abad 20 diprediksi penggunaan kata restroom berubah untuk mendefinisikan toilet umum.
Menariknya lagi, pada tahun 1922 muncul kata lain yang hanya digunakan di Inggris, yaitu Loo. Kata ini diyakini berasal dari Prancis yang digunakan oleh tentara Inggris saat perang dunia satu.
Ya, begitulah perjalanan sejarah kata toilet yang silih berganti dari tahun ke tahun. Penyebutan kata memang berbeda antar bangsa, Tentu saja ada banyak nilai sejarah di belakangnya.
Salam kompasiana