Menguasai banyak bahasa asing memberi kelebihan tersendiri. Terlebih di era digital saat ini, bahasa Inggris memiliki nilai jual jika mampu dikuasai dengan baik. Sayangnya, banyak yang belajar bahasa Inggris dengan strategi yang salah.
1. Belajar dari Sumber yang tidak Tepat
Buku yang beredar dengan berbagai judul di pasaran tidak menjamin seseorang bisa menguasai bahasa Inggris dengan cepat. Seringkali, materi yang tidak tepat malah memperlambat kelancaran berbahasa.
Tidak semua buku cocok dipakai oleh setiap orang. Ketika mulai mempelajari bahasa Inggris, sebaiknya mulai dengan materi yang relevan sesuai tingkat kemampuan.
Yang paling baik adalah dengan memperbanyak mendengar (listening) terlebih dahulu. Kenapa harus listening? karena pondasi bahasa dimulai dari mendengar, bukan dengan menghafal kosa kata.
Tidak sedikit siswa yang tergoda membeli kamus bertuliskan "kamus satu milyar", sehingga mengoleksi ragam kamus. Padahal isinya jutaan pun tak sampai. Ada juga buku bertuliskan "lancar bahasa Inggris dalam sebulan", sungguh itu penipuan yang nyata.
Kata "lancar" sangat subjektif. Kemampuan menyerap materi dan mempraktekkan dengan benar didukung oleh materi yang tepat membuat hasil belajar setiap orang bervariasi.
Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk belajar bahasa Inggris, ada baiknya mengetahui tingkat kemampuan diri sendiri, baru kemudian memilih materi yang tepat. Bisa dengan membeli buku, menonton video dari Youtube, atau bahkan kursus secara online.Â
2. Mindset yang salah
Belajar bahasa butuh waktu yang relatif tidak cepat. Apalagi ketika berhubungan dengan kelancaran (fluency), ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.
Apakah mau bisa berbicara dengan cepat atau tepat? atau keduanya?Â
Antara kelancaran (fluency) dan ketepatan (accuracy) memiliki alat ukur berbeda. Bisa saja seseorang sudah mampu berbicara lancar, tapi secara grammar belepotan.Â