Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Kaitan antara Emosi dan Masa Depan?

2 Januari 2023   15:40 Diperbarui: 2 Januari 2023   16:23 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emosi | freepik.com

Emotion is the end product of the experience

Emosi dan perasaan adalah satu koin dengan dua sisi berbeda. Walaupun orang sering mengaitkan emosi dan perasaan secara bersamaan, namun keduanya memiliki sisi berbeda.

Emotions are neurological reactions to an emotional stimulus.

Bagaimana emosi terbentuk? pada dasarnya sebuah emosi tercipta dari sebuah reaksi pada sebuah stimulus. Agar mudah dipahami, mari kita buat satu ilustrasi.

Saat menuju ke sebuah tempat makan dalam situasi sangat lapar, anda tiba disana dan ternyata ada antrian tiga meter. Lantas, apa yang anda rasakan?

Ada emosi yang hadir dalam diri anda. Bisa saja anda sangat jengkel karena sudah berusaha kesana dalam keadaan lapar, tapi diluar dugaan, anda harus antri untuk mendapatkan makanan.

Pada kondisi seperti ini, apa keputusan yang bakal anda ambil? ada dua pilihan: tetap mengantri atau memilih untuk mencari tempat lainnya.

Apapun pilihan yang anda buat, tetap saja kehadiran emosi tidak bisa dielakkan. Muncul pertanyaan? apakah emosi yang muncul karena sebab kondisi yag diluar ekpektasi? atau karena gejolak perasaan yang muncul saat itu?

Amygdala adalah bagian otak yang berperan untuk menciptakan emosi pada seseorang. Ukuran Amygdala hanya sekecil kacang almon, tapi fungsinya sangat kritikal bagi manusia.

Betapa tidak, emosi yang muncul kerap menjadi pisau yang tajam bagi individu. Apalagi, saat seseorang tidak mampu menahan emosi, berkah bisa jadi musibah dalam sekejap.

Apakah emosi bisa diukur?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun