IQ dan EQ dianggap punya peran penting untuk kesuksesan seseorang. Menariknya lagi, EQ punya posi lebih besar menentukan kesuksesa seseorang dalam lingkup sosial.
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi menjadikan seseorang lebih matang dalam berpikir dan mengambil keputusan penting.Â
Emosi tidak boleh dipandang spele. Banyak kegagalan yang berawal dari emosi negatif yang berakar dalam pikiran setiap orang. Ada juga yang tidak mampu mengontrol emosi, lalu terjungkal pada posisi terpuruk dalam karir.
Idealnya, antara IQ dan EQ harus memiliki bobot seimbang. Sayangnya, tidak semua orang bisa mendapatkan keduanya secara merata. Pengalaman masa kecil, terkhusus gaya asuh orang tua, sangat berdampak pada EQ.
Bisakah kita Mengendalikan Perasaan ?
Perasaan muncul karena reaksi dari emosi. Orang marah karena terpancing keadaan itu memang benar. Tapi, bisakah kita tidak marah saat kondisi mengharuskan kita marah?
Tentu saja bisa! namun harus ada usaha ekstra jauh sebelum kita terpancing keadaan. Intinya, rasa marah bisa diantisipasi dengan meredam emosi jauh sebelumnya muncul menjadi perasaan.
Adakah ada orang yang ditolak oleh gadis pujaan yang bersikap tenang dan senang? Ada! tapi sangat jarang. Jika ada, maka ia mampu mengontrol emosi yang bergejolak.Â
Nah, kenapa saat gagal orang merasa terpuruk? karena emosi yaang muncul tidak diantisipasi lebih dulu. Sebenarnya, jika seseorang bersiap diri untuk mau menerima apapun dalam hidup, maka emosi akan stabil dan perasaan juga akan tenang.
Apa hikmah dari menerima ketentuan Allah, baik itu buruk atau baik? ternyata, secara ilmu otak itu semua sudah terbukti secara ilmiah. Orang-orang yang menerima ketentuan dari Allah, mau itu baik atau buruk sekalipun, akan memiliki perasaan tenang dalam hidup.
Apa dampak ketenangan dalam hidup?