Melatih diri untuk menghadapi ujian dengan tenang sangat membantu seseorang ketika sedang mengikuti ujian. Gagal saat mengikuti ujian atau tes kerap disebabkan karena faktor manajemen stres yang minim.
Dalam dunia pendidikan, lebih spesifiknya lagi dunia ujian dan tes dikenal istilah test anxiety. Sebutan ini disandingkan pada orang-orang yang cemas saat menghadapi ujian.
Banyak bukti ilmiah tentang tingkat kecemasan yang berakibat buruk pada nilai yang diperoleh siswa ketika selesai ujian. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya korelasi antara tingkat kecemasan dan kemampuan.
Saya kebetulan melakukan penelitian tentang kecemasan dalam konteks kemampuan presentasi. Ini topik yang saya pilih sebagai syarat menyelesaikan program master 1o tahun yang lalu.
Fakta Menarik tentang Kecemasan
Dari kajian literatur yang berhasil saya dalami, kecemasan muncul karena ada yang memicu. Ketakutan berlebih sesaat sebelum ujian atau tes malah dapat meningkatkan kecemasan.
Apa yang terjadi saat cemas?
Otak akan mengirim sinyal ke tubuh untuk menangani rasa cemas. Namun, jika pikiran kita tidak mampu mengontrol maka otak akan sulit fokus.
Inilah yang mengakibatkan banyak sekali siswa/mahasiswa yang bisa mendapatkan skor rendah hanya karena merasa cemas ketika mengikuti ujian.
Ketidakmampuan mengontrol diri dan menurunkan rasa cemas berdampak pada sulitnya otak berkonsentrasi, sehingga ujian yang biasa saja bisa terasa menyulitkan.
Kecemasan juga muncul ketika seseorang tidak percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri. Ini bukan tanpa alasan, seringkali karena faktor persiapan yang kurang.
Saat siswa sudah terbiasa dengan tipe soal dan memahami materi dengan baik, otak condong mudah menyesuaikan ketika berhadapan dengan karakteristik soal yang sama.