Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak

10 Desember 2022   18:29 Diperbarui: 10 Desember 2022   18:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaki melangkah sembari mata melihat arah. kemana tubuh hendak bergerak? pikiran menerawang, mencari petunjuk hati yang terkadang memandu.

Jejak tak mungkin terhapus. Ia meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan. Ibarat paku yang sudah menghujam, ia tetap meninggalkan jejak berupa lobang.

Mulut sering tak bisa dikunci, ucapan sulit untuk ditarik kembali. Ada bekas yang tinggal di dalam hati, begitu lah ucapan yang berhasil menembus relung hati.

Berhati-hatilah wahai teman. Jejak di hati terkadang lebih tajam membekas. Luka sayatan bisa hilang, namun goresan pasti tak sirna. Bila ucapan terdengar merana, cukuplah berhenti sampai disana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun