Kesuksesan dan kegagalan butuh perencanaan. Perbedaannya hanya pada pilihan.
Apakah kita bisa merencanakan kesuksesan? Jawaban pasti, JELAS sangat BISA!
Lalu, kenapa persentase kegagalan lebih besar dari kesuksesan? Pada kenyataannya, memang kita sering melihat banyak orang yang gagal ketimbang sukses. Uniknya, keduanya sama-sama direncanakan.
Orang Tua dan Kesuksesan Anak
Tanpa kita sadari, jembatan penghubung antara kesuksesan dan kegagalan sama-sama berdiri atas satu fondasi, yaitu perencanaan. Perbedaan antara anak yang sukses dan gagal terletak pada bagaimana orang tua merencanakan perjalanan anak.
Dalam sebuah buku berjudul the power of self discipline disebutkan bahwa kesuksesan itu bisa diprediksi (success is predictable). Ada hukum alam yang berjalan disini, yaitu hukum sebab-akibat "the law of cause and effect."
Tidak ada yang namanya kebetulan! baik kesuksesan dan kegagalan bisa direncanakan. Namun, banyak orang yang terlanjur percaya pada ungkapan memang nasibnya seperti itu. Lalu, pasrah pada nasib.
Dalam konteks membesarkan anak, pilihan ada pada orang tua, apakah ingin anak sukses atau gagal? apapun pilihannya tetap berpegang teguh pada sebuah perencanaan yang matang.
Anak yang tidak sukses seringnya berjibaku pada putaran hidup tanpa disiplin. Antara bangun pagi sampai tidur malam tidak diisi dengan kegiatan yang menuntun pada kesuksesan.
Adapun anak yang sukses juga tidak terlepas dari perencanaan matang orang tua dalam menuntun anak. Â Mereka yang hidup dengan rutinitas positif umumnya mudah meraih sukses.Â