Saya akan membahas dengan sudut pandang seorang penutur asli (native speaker), dalam konteks tulisan ini apa saya tulis merupakan pendapat resmi seorang teman yang memang pengajar IELTS dari Amerika.Â
Pahami Kemampuan Terlebih Dahulu
Kesalahan paling besar terjadi pada pemahaman tentang tes. Banyak kandidat yang tidak mempersiapkan diri dengan baik karena cara belajar yang tidak tepat, dengan kata lain strateginya salah.
Tes IELTS berkaitan dengan kemampuan bahasa Inggris secara menyeluruh. Banyak kandidat yang mempersiapkan diri tanpa terlebih dahulu mengetes kemampuan dasarnya.
Artinya, kebanyakan dari kandidat IELTS tidak mengetahui kelemahan (weakness) mereka pada bagian Speaking. Kenapa ini bisa terjadi? karena mereka tidak melakukan prediction test terlebih dahulu.
Akhirnya, mereka belajar dengan strategi yang tidak tepat. Ringkasnya, fokus belajar tertuju pada bagian yang mungkin saja mereka sudah cukup baik, namun lemah pada bagian yang seharusnya diperbanyak.
Contohnya begini, saya akan memberikan ilustrasi. Ada dua kandidat A dan B. Kandidat A melakukan prediction test diawal lalu menganalisa bagian apa yang kurang, hasil analisa menunjukkan bahwa, kandidat A masih sangat kurang di bagian Fluency and coherence (FL) dan Pronunciaton (P), sementara lainnya sudah bagus.
Lalu, kandidat A hanya fokus memperbaiki kedua bagian yang mash kurang. Ia terus melatih diri dengan memperbanyak listening untuk memperbaiki pengucapan (pronuncation) dan belajar menjawab secara lancar dan terarah (fluency and coherence).
Bagaimana dengan kandidat B? ia tidak mengambil prediction test dan tidak memiliki gambaran tentang kemampuan speaking-nya, lalu ia belajar secara acak sambil sesekali mempraktekkan jawaban dan menerka-nerka kemampuannya.
Kira-kira kandidat mana yang akan mendapatkan skor lebih tinggi pada bagian Speaking? Jawabannya sangat jelas. KANDIDAT A.
Disinilah poin tulisan saya kali ini. Saya akan menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami. Mari simak!