Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membangun Hidup Positif dengan Memfilter Ucapan

3 Oktober 2022   17:33 Diperbarui: 3 Oktober 2022   19:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ucapan acapkali bisa menjadi gambaran hidup seseorang. jika 30% dari kata-kata yang keluar dari mulut seseorang mengandung kalimat negatif, maka bisa dikatakan alur hidupnya akan berada pada pusaran negatif.

Saya punya beberapa teman yang memiliki pola pikir negatif, ada yang sulit sekali mendapatkan pekerjaan dan kerap mengeluh kenapa hidupnya bisa seperti sekarang. Di kesempatan lain, iya juga menyalahkan dirinya sendiri karena tak kunjung memperoleh pekerjaan dengan gaji yang diperoleh teman-temannya yang lain.

Ketika saya berkata bahwa kita harus memiliki pola berpikir positif akan apa yang menimpa kita, balasannya tetap mengarah pada hal negatif dan menyalahkan keadaan.

Dengan pola pikir seperti ini seseorang sebenarnya mengeluarkan energi negatif dan menyebabkan keberuntungan enggan menghampiri. Disisi lain, jika terus mengulangi kata-kata yang negatif dengan otomatis otak bawah sadar membenarkan keadaan.

Dulu saya pernah membaca sebuah buku tentang how subconscious mind works, dan dari buku ini saya mendapatkan gambaran bagaimana pikiran bawah sadar kita menguasai hampir 99% tindakan kita sehari-hari.

Uniknya, seringkali kita berpikir bahwa pikiran sadar kita lebih berkuasa dari pikiran bawah sadar. Nyatanya tidak demikian, keputusan yang kita buat porsi besarnya datang dari perintah pikiran bawah sadar.

Akibat Sering Berpikir Negatif

Orang-orang yang sehari-harinya sering mengeluarkan keluhan poada dasarnya mengirimkan sinyal ke pikiran bawah sadar mereka bahwa kondisi yang mereka keluahkan adalah benar adanya.

Semakin sering kata-kata yang mereka keluarkan seperti, "hidupku selalu begini,  nasibku selalu jelek, takdir hidupku memang begini, dll" pada hakikatnya membentuk sebuah kenyataan sebagaimana mereka ucapkan.

Kalau kita menelusuri, umumnya mereka yang sering mengucapkan kalimat seperti di atas atau mengeluh dengan keadaan akan condong takut mengeksplorasi hal baru dengan mencoba apa yang jarang dicoba ulang.

Pada kasus kawan saya di atas, ia terus berputar pada pekerjaan yang sama bertahun-tahun dan tidak terpikir untuk mencoba pekerjaan lain yang sebenarnya bisa mendatangkan jumlah uang yang pastinya lebih banyak jika saya ia lebih terbuka.

Pikirannya sudah tertutupi dengan kata-kata dan keluhan yang ia bentuk sendiri dan tanpa ia sadari pola pikirnya menutup pintu rejeki yang sebenarnya sangat mudah terbuka ketika berpikiran positif.

Otak kita bekerja dominan sesuai porsi informasi yang masuk menjadi input dan membentuk database. Jika 80% pikiran diisi oleh kata-kata negatif maka bayangkan saja apa yang akan terjadi pada hidup seseorang.

Input yang kita bentuk tidak terlepas dari orang-orang terdekat seperti orangtua, saudara, teman dan dengan siapa yang dominan kita habiskan waktu. 

Orangtua yang sering memarahi anak, menyalah-nyalahkan anak dan jarang mendukung anak umumnya membentuk pola pikir negatif pada otak anak, sehingga rasa percaya diri anak sangat minim.

Kondisi seperti ini tentuya diperburuk jika anak berteman dengan orang-orang yang memiliki kelakuan buruk dan kata-kata negatif. Lambat laun, pikiran anak akan terisi kalimat negatif yang nantinya berefek saat anak dewasa. 

Ada banyak faktor kenapa seseorang bisa membangun pikiran negatif, latar belakang broken home bisa menjadi satu diantara sekian alasan bagi pikiran bawah sadar untuk membentuk kalimat negatif melalui keluhan.

Ini bukan berarti kita tidak boleh mengeluh dengan keadaan, namun intinya bagaimana kita dapat merubah pola pikir negatif menjadi positif dengan tujuan menghadirkan hal-hal positif dalam hidup kita.

Coba saja berteman dengan orang-orang yang mengeluarkan kalimat negatif setiap harinya, tanpa kita sadari pola pikir kita juga akan berubah dan berakhir pada konsep hidup yang negatif.

Beberapa bulan yang lalu saya pernah membaca sebuah buku yag membahas seorang ibu rumah tangga di Amerika yang kerap mengeluh dengan keadaannya karena gaji suaminya yang tidak seberapa sementara biaya hidupnya lebih besar dari pendapatan.

Hari-harinya dipenuhi ucapan negatif berbentuk keluhan yang kerap ia lontarkan dari mulut. Tanpa ia sadari akibat ucapannya itu pekerjaan suaminya malah terpuruk dan semakin banyak hal negatif yang menimpanya.

Sampai suatu ketika ia mulai merubah ucapannya ke arah yang lebih positif. Ia melatih dirinya untuk mengucapkan kalimat positif setiap hari.

Perlahan pola pikirnya berubah dan ia mulai terbuka. Dengan pikiran yang lebih tenang ia mencoba memulai hari dengan menulis setiap hari dengan harapan bisa merubah hidupnya.

Hari demi hari ia lalui dan gaya menulisnya pun semakin baik. Ia mencoba mengirim naskah tulisannya ke beberapa penerbit walaupun beberapa kali ditolak. Tapi, itu tak menyurutkan nyalinya untuk terus mencoba.

Sampai pada suatu ketika ia mulai berpikir untuk menerbitkan bukunya sendiri dan apa yang terjadi mengejutkan dirinya. Bukunya laku keras di pasaran, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Karena pola pikir yang positif ia tidak gampang menyerah pada keadaan. Beberapa opsi ia coba dan akhirnya berhasil. Tahukah apa yang kemudian terjadi?

Ia berhasil menjual buku-bukunya tanpa harus menerbitkan via penerbit. Pendapatannya berkali lipat sang suami. Lantas, ia menyuruh suaminya berhenti bekerja dan membantunya saja di rumah.

Merekapun hidup dengan pendapatan yang cukup baik. Apa yang dilakukan oleh sang istri sangat sederhana, merubah kata-katanya dan dengan sendirinya membentuk pola pikir positif.

Jalan hidupnya berubah drastis dengan kalimat-kalimat positif yang ia bangun setiap hari. Mungkin saja jika ia terus mengeluh, tidak akan pernah terlintas di kepalanya untuk menulis dan menerbitkan buku sendiri.

Nah, ayo kita rubah kata-kata negatif menjadi untaian kalimat positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun