Mereka tetap mampu tertawa, saling menatap dalam canda. Ya, kebahagiaan mereka mungkin saja begitu dalam dan hanya mereka yang mampu merasa, terlepas dari apa yang terlihat oleh ribua mata yang menatap.
Anak-anak kita mungkin saja hidup dalam gelimangan harta, semua serba ada kapanpun mau bisa didapat dengan mudah. Tapi, apakah mereka benar-benar bahagia dan tidak berpura-pura?
Pertanyaan ini terdengar simpel akan tetapi ada begitu banyak anak-anak yang tidak bahagia walaupun hidup dalam rumah mewah. Apakah hati mereka seriang anak-anak jalanan yang bisa lepas tertawa?
Jangan-jangan penglihatan kita sudah mulai kabur, tidak mampu menerka tawa yang sebenarnya, atau mungkin saja hati kita yang mulai sakit tidak mampu menghadirkan kebahagiaan yang hakiki kepada anak?
Di sekeliling kita ada banyak cinta yang mengalir deras tanpa harta, di sudut kota ada begitu banyak peminta yang tak pernah tahu mengadu kemana, bukankah mereka juga yang menggerakkan roda agar berputar semestinya?
Bukalah sedikit hati agar mampu melihat dalam sepi, mengambil pelajaran yang begitu rapi. Mata mungkin bisa melihat tapi ia tak mampu merasa apa terlihat dalam nestapa. Hadirkan rasa dalam setiap tawa agar kita mampu untuk meminang iba dari hamba yang tidak berharta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H