Jika dibandingkan dengan kompor gas, umumnya memakan waktu lebih banyak tergantung jenis makanan yang dimasak. Ringkasnya, dari segi waktu kompor listrik lebih hemat waktu.
Yang saya ingat dulu, ketika tinggal di apertemen di Amerika ada aturan tentang smoke detector, dimana jika pendeteksi asap berbunyi ketika memasak maka suhu memasak dianggap berlebihan dan dikenakan sangsi $100.
Akhirnya, gara-gara aturan tersebut, saya malah jadi malas masak mengingat jika $100 melayang gara-gara masakan yang tidak seenak uang yang keluar. haha.Â
Ntah mengapa saya agak sedikit mempertanyakan aturan itu, apa benar alarm akan berbunyi jika suhu berlebihan saat memasak. Tapi saya mengurungkan niat mencari tahu mengingat gak ada untungnya jika saja $100 terpaksa melayang karena sekedar ingin tahu.
Alhasil, saya dan teman-teman lebih banyak keluar uang makan di kantin kampus dengan kisaran $8-15 sekali makan. Sialnya, makanan juga tidak seenak harganya.
Kalau saja mau belanja di Walmart sekali seminggu bisa hemat ratusan dolar untuk masak sendiri dengan kompor listrik. Sayangnya, kami saat itu tidak memiliki mobil pribadi dan harus menumpang untuk belanja di Walmart sekali dalam dua minggu.Â
Belum lagi jadwal kampus yang begitu padat menjadi penguat alasan untuk tidak memasak dengan fasilitas yang boleh dikatakan super lengkap saat itu. Malah saya teringat seorang teman yang menjadikan oven sebagai media pengering kaus kaki karena cuaca dingin. Kalau ketahuan bisa-bisa di kick out dari apartmen. hehe
Kesimpulannya, kalau saya rajin belanja bulanan di Walmart, dengan menggunakan kompor listrik saya bisa lebih hemat dan menu makanan lebih jelas terjamin. Tapi, alasan utama memang saat itu saya belum pinter masak, jadi ya dapur di apartemen jarang berasap dan dolar sering merayap. hahahaÂ
Taiwan
Berbeda dengan Amerika, saat di Taiwan kompor listrik yang saya gunakan versi kecil. Karena tinggal di asrama, kompor listrik kami beli sendiri. Harganya tidak terlalu mahal saat itu karena memang yang beli teman. hihihi