Anak membangun kebiasaan dari apa yang mereka lihat, dimulai dari rumah, orang terdekat, lingkungan, dan lingkar pertemanan. Kebiasaan juga memiliki andil besar dalam membentuk kedisiplinan pada anak.
Bagaimana cara terbaik mendisiplinkan anak, apakah dengan menerapkan hukuman atau tanpa hukuman? Lantas, mana yang lebih efektif dan bermanfaat bagi anak? Mari kita bahasa dalam tulisan ini.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak membangun nilai disiplin dengan baik dan benar.
1. Memperlihatkan Contoh dan Mengarahkan
Seringnya orangtua mulai mendisiplinkan anak dengan mengarahkan tanpa memperlihatkan contoh terlebih dahulu. Cara seperti tidak akan menetap lama dalam diri anak dan tidak efektif.
Anak menyerap informasi dari dua arah, MELIHAT dan MENDENGAR. Yang perlu dipahami orangtua, apa yang dilihat anak menetap lebih kuat di otak jika dibandingkan dengan apa yang didengar.
Anak akan merekam kuat memori orangtua dari apa yang sering ia lihat, dan melupakan dengan mudah apa yang ia dengar. Jadi, saat orangtua mendisiplinkan anak dengan mengarahkan terlebih dahulu, efek pada anak hanya sebentar.
Anak memang kelihatan menurut pada orangtua, namun itu hanya terjadi untuk beberapa kali, selebihnya mereka akan lupa dan tidak melanjutkan sebagaimana yang diarahkan orangtua.
Berbeda ketika orangtua memulai dengan memberi contoh. Pada awalnya anak tidak mengikuti namun lama-kelamaan apa yang ia lihat akan terekam dalam memori, lalu ketika orangtua mengarahkan maka dengan mudah anak akan mengikuti.
Nah, umur 1-2 tahun adalah masa terbaik orangtua memperlihatkan contoh positif pada anak. Apapun yang diinginkan orangtua pada anak bisa terbentuk di dua tahun ini. Pada tahun ketiga, mulailah dengan mengarahkan.Â