Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Apa yang Menyebabkan Anak Menjadi Nakal?

31 Agustus 2022   11:02 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:04 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata nakal memiliki makna suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama bagi anak-anak). Contoh: Sel tahanan anak-anak nakal, anak ini nakal benar. Arti lainnya dari nakal adalah buruk kelakuan (lacur dan sebagainya).

Nah, jika memakai referensi KBBI, kaedah kata nakal condong mengarah ke kelakuan anak-anak. Jika kata yang sama digunakan untuk orang dewasa maka maknanya sedikit bergeser. 

Misalnya, om itu nakal banget. kira-kira maknanya gimana ya? tentunya implikasi makna nakal anak dan orang dewasa memiliki konnotasi tersendiri.

Pertanyaannya, siapa yag pertama kali mengucapkan kata nakal dan kenapa kata nakal identik dengan anak-anak. Sebagai peneliti bahasa, saya melihat ada kecendrungan tersendiri dalam penggunaan kata nakal.

Menariknya, dalam kaedah bahasa Inggris, kata Misbehave memiliki makna yang identik sama dengan nakal, dalam kamus Merriam Webster, kata Misbehave memiliki tiga makna:

1. to conduct (oneself) badly or improperly

2. to behave with poor manners or a lack of courtesy

3. to behave with disregard for accepted moral standards especially in sexual matters

ketiga makna diatas juga mengarah pada kelakuan/prilaku buruk yang juga dikaitkan dengan anak-anak, dan uniknya lagi kata misbehave ketika dipakai untuk orang dewasa bisa berarti mengarah pada kelakuan yang tidak terpuji, khususnya pada konteks seks. 

Apakah antara kata nakal dan misbehave memiliki kaitan dalam ranah sosiologi. Atau mungkin saja kata nakal dulunya berawal dari kata-kata bahasa asing yang kemudian melebur pemakaian dalam entitas sosial.

Bisa saja jika ditelusuri lebih lanjut, bahasa belanda, jepang dan beberapa bahasa eropa lainnya memiliki kaedah yang sama dalam penggunaan kata nakal. MUNGKIN SAJA.!

kembali ke kontkes tulisan ini. Kenapa anak bisa nakal?

Anak pada dasarnya tidaklah nakal. Nakal merupakan interpretasi orang dewasa terhadap kelakuan anak-anak yang dianggap tidak wajar. 

Bagi anak, apa yag mereka lakukan hanya sebatas mencoba dan ingin tahu. Namun, bagi orang dewasa, ketika anak-anak melakuka sesuatu yang tidak wajar maka kata nakal menjadi label bagi anak.

Sebuah artikel yag saya baca dengan judul what causes children to misbehave oleh Michigan State University memberikan beberapa gambaran penting bagi orangtua.

Ada tiga faktor yang menjadi pemicu perilaku buruk pada anak yaitu hungry, angry, lonely/bored. Ketiga hal ini ketika dialami anak akan menyebabkan mereka tidak berperilaku secara wajar.

Misalnya, saat anak lapar dan tidak mendapat makanan, maka ia akan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Sama halnya ketika marah atau dalam keadaan bosan, anak akan 'memberontak' dengan cara mereka.

Bukankah orang dewasa juga melakukan hal yang sama ketika merasa lapar, marah, dan bosan? lalu, kenapa ketika orang dewasa berperilaku buruk mereka tidak di cap nakal?

Dalam dunia anak, semua yang mereka lakukan masih dalam tahap pembelajaran. Artinya, mereka masih belajar apa dan bagaimana merespon hal yang berbeda.

Di saat seorang anak diminta diam dan tenang saat sedang menangis, belum tentu sang anak bisa memahami permintaan orangtua dengan mudah. Hal ini disebabkan karena anak belum secara penuh memiliki kemampuan memecahkan masalah dan skil komunikasi yang baik.

Faktor umur dan perkembangan otak yang terjadi secara bertahap menyebabkan anak merespon sesuatu secara berbeda. Tidak semuanya bisa direspon oleh anak dengan benar.

kadangkala, ada anak yang sudah mampu mengontrol emosi akan tetapi kurang dalam hal lain. Banyak faktor yang bisa dijadikan tolak ukur, walau tidak selamanya akurat.

Disini orangtua harus menjadi orang dewasa yang bijak. Jangan dengan mudah mencap anak nakal hanya karena sedikit hal yang menurut kita tidak benar.

Yang sering terjadi adalah anak tidak mendapatkan ilmu atau contoh baik dari orangtuanya. Ekspektasi terhadap kelakuan baik berjalan sejalan dengan contoh yang diberikan orangtua di rumah.

Apa yang dilihat secara alami akan menjadi sumber kelakuan anak. Contoh kecil, ucapan-ucapan buruk yang keluar dari mulut anak umunya berasal dari orangtua, teman atau saudara dekat.

Perilaku buruk juga demikian, anak mewarisi kelakuaan dari apa yang mereka lihat dari orangtua. Gaya bicara, kebiasaan, interaksi menjadi referensi anak dalam berperilaku.

Jangan berharap anak bisa bicara kata-kata baik, jika orangtua sendiri di rumah masi sering menggunakan kata-kata buruk. Jens kosakata yang orangtua pakai dan di dengar anak akan secara bawaan menjadi kosakata anak juga. 

Perlihatkan perilaku baik di depan anak, berbicaralah dengan sopan, berikan contoh terbaik agar anak bisa meniru. Perbaiki cara berkomunikasi antar suami dan istri karena ini juga akan menjadi contoh perilaku bagi anak. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun