Emotional needs dan emotional eating harus bisa dibedakan dengan baik. Seorang anak membutuhkan makanan dengan memperlihatkan emosi tertentu untuk menarik perhatian orangtua, namun jangan sampai orangtua menyuapi anak hanya karena mereka menangis.
Menjadi Acuan Anak
Pilihan yang baik dan kelakuan yang benar dipelajari anak dari orangtua. Kedekatan emosional antara orangtua dan anak mesti menjadi pemberi contoh bagi anak.
MPASI pada dasarnya bukan hanya sekadar mengisi perut anak, disini orangtua perlu memberi contoh dengan memilih waktu makan yang tepat, jenis makanan bervariasi, dan cara menyuapi yang baik.
Walaupun bayi dengan umur 6-12 bulan, mereka belajar banyak hal dari bagaimana orangtua memperlakukan anak saat makan. Misalnya, apakah orangtua condong menyuapi anak kapan saja saat anak nangis, atau mampu membedakan tangisan lapar dan tangisan minta gendong.
Seorang bayi akan menafsirkan input yang didapat dari orangtua dengan pemahaman mereka. Penting bagi orangtua untuk mengenalkan waktu makan yang benar kepada anak.
Hal yang sama berlaku pada jenis makanan yang diberikan, kenalkan anak dengan jenis makanan yang berbeda, sayuran, buah, daging dan ikan yang bervariasa.
Kenapa ini penting? Karena anak akan membuat database di otak mereka. Jika makanan yang sering diberikan sama, maka anak akan membentuk pola makan yang sama pula.
Pernah lihat ada anak yang malas makan sayur, menghindari buah, dan memilah jenis ikan yang dimakan? Awal mula berasal dari pola MPASI yang tidak beragam.
Di sini perlu dipahami bahwa tujuan memberi jenis makanan berbeda agar input rasa yang hadir melalui lidah bayi bisa disimpan di otak. Jenis makanan yag bervariasi tidak harus mahal.
Jenis daging, kacang-kacangan, buah dan sayur pada dasarnya bisa didapat dengan gampang dan tidaklah begitu mahal. Porsi makanan bayi ketika dikonsumsi hanya sepersekian persen dari orang dewasa.