Dengan sering mengulang frasa "kerjanya tidur aja" maka anak akan sering tidur. Berbeda ketika frasa ini dirubah menjadi "yuk bangun bantu ibu/ayah" maka otak merespon dan fokus pada kata 'bantu'.
Ucapan adalah Do'a
Bagi orangtua, khusunya ibu harus berhati-hati saat berkomunikasi dengan anak. Banyak perilaku anak yang sulit dirubah berawal dari ucapan orangtua sendiri. Kata-kata negatif menetap sagat lama di otak dan sulit untuk dihapus.
Intinya, gunakan kata-kata positif saat berinteraksi dengan anak. Jika anak berbicara kasar, jangan malah mengucapkan frasa seperti "dasar anak nakal" atau "sudah diingatin tetap ga berubah"
Tunjukkan kata-kata sopan kepada anak dan ulangi terus menerus. Dengan cara seperti itu otak anak akan perlahan merekam dan menyimpan ucapan baru dan natinya akan meggantikan kata-kata negatif dengan ucapan positif.
2. Berikan Contoh Tindakan yang baik di depan Anak
Apa yang dilihat anak akan menjadi sumber referensi tindakan mereka. Jika orangtua memperlihatkan ucapan buruk, kelakukan buruk di depan anak dengan sendirinya anak melakukan hal yang sama.
Seorang suami perlu berbicara dengan sopan kepada istri, dan juga sebaliknya. Semenjak anak lahir, mereka sudah mulai merekam apa yang lihat dari kedua orangtua.
Dalam kondisi anak dititipkan ke orang lain, maka penting sekali memilih siapa yang menjaga anak karena ini berkaitan dengan ucapan dan tindakan yang akan diwarisi anak.
Terlebih jika anak mayoritas menghabiskan waktu bersama pembantu, pelajari cara komunikasi dan perilaku calon pembantu sebelum memperkerjakannya.
Sama halnya ketika anak mulai sekolah, sumber perilaku mereka akan merujuk kepada teman-teman sekolah atau teman bermain. Namun, jika sudah sejak kecil diberikan contoh baik dari rumah maka anak akan lebih mudah menyaring apa yang dilihat dan didengar.