Memang kita menyadari bahwa efek cuti melahirkan bisa 'merugikan' perusahaan tempat wanita bekerja. Apalagi jika perusahaan memperkerjakan mayoritas wanita ketimbang laki-laki.
Tentu rasio pekerja bisa berefek buruk pada perusahaan saat pekerja mengambil cuti saat melahirkan. Bisa-bisa perusahaan akan bangkrut dalam sekejap jika tidak disertai perhitungan matang dan manajemen yang baik.
Apa Manfaat Cuti Melahirkan bagi Calon Bayi?
Perkembangan calon bayi sangat erat kaitannya dengan emosional ibu. Dengan mengambil cuti, seorang waniti akan memiliki waktu luang untuk fokus pada bayi yang ia kandung.
Bayi yang besar dalam kandungan ibu dengan tingkat stres rendah akan memiliki kemampuan kognitif lebih baik. Kok bisa begitu? jawabannya karena perkembangan otak dimulai pada minggu ketiga dalam rahim ibu.
Wanita sangat perlu mengontrol mood dengan baik jika ingin bayi memiliki otak yang sehat. Tentunya, didukung oleh suami. Makanya, istilah parental leave merujuk bukan hanya pada wanita namun juga pria.
Calon ayah memiliki andil besar untuk menjaga calon bayi agar sehat. Caranya dengan memastikan sang istri selalu berada pada frekuensi mood yang baik.
Bayangkan jika suami dan istri sama-sama bekerja dengan beban kerja yang dipikul saat calon bayi berkembang dirahim. Apakah otak akan berkembang dengan baik jika keduanya stres memikirkan kerja dan saling beradu argumen?
Nah, satu penelitian menyebutkan bahwa bayi mengenal emosi ibu melalui plasenta saat makanan masuk. Artinya, keadaan mood wanita sangat mempengaruhi perkembangan bayi secara keseluruhan.
Curt A. Sandman, Elysia P. Davis, and Laura M. Glynn dari the University of California-Irvine meneliti keadaan bayi saat ibu mengandung. Mereka menemukan sesuatu yang unik bahwa lingkungan ibu saat hamil dan paska melahirkan mesti konsisten.