Bukan masalah lain kali akan ditepati, tapi anak akan belajar bahwa berjanji itu boleh untuk tidak ditepati. Pada akhirnya, anak akan menerapkan hal yang sama. Mulai dari lingkup pertemanan sampai dalam hal pekerjaan.
Sebagai orangtua, ucapan dan tindakan adalah pelajaran bagi anak.
Orangtua yang selalu menepati atas ucapan mereka akan melahirkan anak-anak yang amanah. Sebaliknya, orangtua yang mudah saja membatalkan janji kepada anak akan mewarisi sifat yang sama.Â
Setidaknya, sebelum berjanji ke anak pertimbangkan dulu perasaan anak jika tidak ditepati. Jika tidak mampu menepati maka berusahalah untuk tidak berjanji.Â
Menjanjikan anak es krim jika membantu orangtua adalah ucapan yang mudah diucapkan. Tapi, saat orangtua tidak menepati janjinya maka anak akan kecewa dan akhirnya belajar berbohong dengan cara yang baik.
Jika orangtua sering berjanji kepada anak dan pada saat yang sama juga sering melupakan, anak akan menerapkan prinsip yang sama saat dewasa, baik kepada orang dekat atau lainnya.
Sebisa mungkin untuk menepati janji yang sudah diucapkan kepada anak. Bukan karena memperlakukan anak sebagai raja, tapi mengajarkan anak betapa pentingnya menepati janji.
Ada banyak pemimpin-pemimpin yang akan lahir dari dalam rumah sederhana yang berawal dari orangtua yang menepati janji. Mereka kedepan akan menjadi penopang bangsa yang ucapannya bisa dipegang.
Biasakan anak untuk memahami bahwa saat berjanji mereka harus menepati. Ucapan yang keluar dari mulut tidak hanya sekedar kalimat semata namun memiliki ikatan yang kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H