Emmeril Kahn Mumtadz atau yang akrab disapa Eril merupakan putra dari Ridwan Kamil yang kini namanya hampir dikenal oleh mayoritas penduduk Indonesia. Siapa sangka dari sebuah musibah ada banyak pelajaran yang bisa diambil, terkhusus dari almarhum Eril yang pemakamannya disaksikan ribuan pasang mata.
Apa yang membuat almarhum Eril bisa sangat terkenal walau telah tiada?
Di tulisan kali ini saya akan coba membahas bagaimana sang ayah Ridwan Kamil membesarkan dan mendidik almarhum Eril dan apa yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berharga.
1. Komunikasi yang Baik antara Anak dan Ayah
Faktor keakraban ayah dan anak adalah sebuah cerminan kedekatan anak bersama orangtua. Ini jelas terlihat dari bagaimana sosok Ridwan Kamil membersamai almarhum Eril.
Bahkan sejak musibah kehilangan anaknya, Ridwan Kamil sudah terlihat bagaimana ketelibatannya mencari anak sulungnya dengan langsung menyisir tepian sungai Aare.
Pola asuh Ridwal Kamil masuk dalam kategori positive parenting, di mana ia berhasil membangun kedekatan dengan anaknya. Dalam konteks parenting, tujuan gaya asuh ini adalah untuk mencapai koneksi yang kuat, kerja sama, kesenangan, dan kedamaian dalam keluarga.
The goal of this strategy is to achieve more strong connection, cooperation, and joy and peace in the family.
Dari bahasa tubuh Ridwal kamil dan istrinya sangat terlihat jelas bagaimana keakraban mereka dan anaknya. Kehilangan anak laki semata wayang jelas menyisakan sedih yang mendalam apalagi kedekatannya bersama anak begitu mesra.
Dengan komunikasi yang erat antar orangtua dan anak, kedekatan emosional terjalin erat antar keduanya, sehingga saat salah satunya tiada ada kehilangan yang begitu mendalam terasa dalam lubuk hati.
2. Memberi Tauladan yang Baik di Depan Anak
Walau besar dengan fasilitas yang bisa dibilang sangat mencukupi, Ridwan kamil dan istrinya memberi tauladan yang baik dengan membuat aturan yang disepakati bersama. Dalam keluarga saat berkumpul maka tidak dibolehkan memagang smartphone.Â
Ini dilakukan untuk memperkuat komunikasi antar sesama anggota keluarga. Dengan konsep ini, kedekatan orangtua dan anak jelas terbentuk secara alami sekaligus rasa saling menghormatipun terbangun.
Kebiasaan lain yang sering dilakukan Ridwan Kamil dan istri adalah membaca buku di depan anak. Kebiasaan ini membuat kedua anaknya gemar membaca sejak kecil karena sering diajak ke pustaka. Kuncinya ada pada orangtua dengan pembiasaan melalui contoh.
3. Diskusi Terbuka antara Orangtua dan Anak
Selain sering berkomunikasi dengan anak, Ridwan Kamil juga aktif melibatkan anak dalam diskusi. Hal ini terlihat dari bagaimana Ridwan Kamil selaku ayah membimbing almarhum Eril saat hendak memilih jurusan dan mengajaknya berdiskusi.Â
Memberikan kesempatan kepada anak untuk meluapkan pendapat adalah sikap yang sangat bijak untuk melatih komunikasi anak. Tak bisa dipungkiri kebiasaan ini menjadikan almarhum Eril terlihat dewasa dengan pilihan yang dipilihnya.
Kebiasaan mendengarkan keluh kesah anak perlu dibentuk sejak anak kecil. Dengan sering diberikan kesempatan berbicara, anak akan tumbuh dengan tingkat percaya diri yang baik dan skil komunikasi yang terampil.
Hubungan keakraban orangtua dan anak juga akan terjalin secara alami seiring seringnya orangtua dan anak berkumpul untuk saling mendengar. Sisi positif lainnya, anak akan tumbuh dengan kemampuan mendengar pendapat orang yang baik pula.
Mungkin bagi Ridwan Kamil, putranya telah pergi tapi kedekatan yang mereka bangun akan melekat selamanya di dalam sanubarinya. Pun demikian, nama Emmeril Kahn Mumtadz akan menjadi ingatan banyak orang walau secara fisik ia telah tiada.
Sebagai orangtua, penting sekali meninggalkan karakter baik dalam diri seorang anak. Komunikasi yang baik disertai tauladan akan meninggalkan jejak positif dalam diri anak.Â
Jika kenangan baik mampu melekat dalam diri anak maka kelak mereka akan terus menerus mengingat sosok orangtuanya. Saat roh berpisah dengan raga, ada ribuan kebaikan yang ditinggalkan untuk orang banyak. Begitulah Eril, secara fisik ia telah tiada, namun namanya tetap akan dikenang oleh orang banyak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H