Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengontrol Tangki Emosi Anak

25 Februari 2022   12:43 Diperbarui: 25 Februari 2022   12:48 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.muthebogara.blog

Tentunya semua aktifitas yang diberikan kepada anak harus terlihat sebagai permainan bagi mereka. Dengan cara seperti ini anak akan belajar dengan bermain tanpa mereka dibebankan sesuatu.

Agar anak bisa belajar bersabar,orangtua jangan mengabulkan permintaan anak dengan mudah. Ajarkan apa yang boleh dan tidak dibeli dengan mempertimbangkan manfaatnya.

Walaupun anak akan kesal dan marah, biarkan mereka meluapkan emosi dengan cara memberitahu mereka kenapa ayah atau ibu tidak mengabulkan semua permintaan anak.

Untuk 1 atau 2 kali anak akan tetap merengek dan marah, tapi jika konsisten dibiasakan dengan benar perlahan emosi anak akan bisa dikontrol. Kuncinya adalah kesabaran orangtua untuk menghadapi luapan emosi anak dengan bijak.

Berikan Anak Pilihan 

Karena ketidakmampuan mengontrol rasa marah, sedih, atau marah, memberikan anak satu alternatif pilihan akan membuat anak bereaksi berlebihan saat tidak setuju.

Menawarkan anak beberapa pilihan bisa melatih kemampuan decision making bagi anak. Rasa marah berlebihan bisa dibendung dengan mengajukan 2 pilihan kepada anak ketika mereka menginginkan sesuatu, lalu ajarkan pilihan mana yang baik beserta konsekuensinya.

Dengan cara seperti ini anak bisa belajar mengontrol seberapa baik atau buruk emosi yang mereka tumpahkan. Terlebih saat sedih,keberadaan orangtua sebenarnya sangat dibutuhkan anak walau mereka tidak mengatakannya.

Jika anak tidak didampingi dan diarahkan untuk mengontrol tangki emosi mereka, maka jumlah emosi yang tidak dikeluarkan akan membuat tangki penuh.

Saat tangki terisi penuh, anak akan membawa luapan emosi yang tidak berhasil disalurkan dalam hidupnya. Rasa marah yang tidak dikeluarkan akan menjadikan anak pribadi pendendam dan rasa sedih yang berlebihan juga akan mengikis percaya diri anak.

Semakin terisi penuh, tangki akan semakin berat dan ini akan menjadi sebuah beban bagi anak. Luapan emosi yang tertahan ibarat air yang berada dalam bak penampungan, semakin lama tidak dipakai maka air akan bau dan mengeluarkan bakteri jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun