Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Awas, Jangan Menasehati Anak di Tiga Waktu Ini

15 November 2021   09:53 Diperbarui: 15 November 2021   15:23 2761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendidik anak butuh ilmu tentang cara dan bagaimana. Tanpa ilmu tujuan yang baik bisa berakhir buruk. 

Ada anggapan bahwa menegur anak itu baik, tapi jika cara dan tempatnya salah maka akan mengakibatkan efek buruk. Alih-alih anak menurut, muka anak malah jadi berkerut.

Nah, bagi orangtua mari belajar bagaimana cara menasehati anak dan di waktu yang bagaimana anak akan lebih mudah mendengarkan orangtua.

Ada beberapa waktu yang tepat menesaheti anak jika mereka melakukan kesalahan. Waktu dan tempat yang tepat akan lebih membekas di otak anak dan menetap lama.

Jadi, Jangan Menegur Anak di Tiga (3) tempat ini :

1. Saat anak marah

Kenapa tidak boleh menasehati anak saat mereka lagi marah?

Ketika marah alirah darah akan meningkat. Tidak hanya itu, jantung juga akan berdetak lebih kencang akibat aktifnya hormon stres. Nah, ketika aliran darah mengalir cepat otak tidak bisa menerima pesan secara normal.

Pikiran mengarahkan otak untuk merubah fokus ke dua hal fight or flight. maknanya apa? 

Keadaan marah membuat otak merubah konsentrasi ke arah tangan dan kaki. Ini yang membuat orang melawan atau menghindar.

Kondisi anak saat marah mengakibatkan mereka hilang konsentrasi. Otak akan sulit menangkap sinyal yang disampaikan. Akibatnya anak tidak mampu memahami pesan nasehat orangtua karena aliran darah terfokus ke tangan dan kaki. 

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua?

Anak marah | Sumber ilustrasi:IStock
Anak marah | Sumber ilustrasi:IStock

Jika melihat anak sedang marah, cukup diamkan mereka. Biarkan amarah yang ada hilang, baru kemudiann ajak bicara secara baik-baik. Ingat, jangan sampai terbawa emosi, ini malah akan memperburuk keadaan.

Jika melihat api maka yang kita bawa adalah air, jangan malah membawa api lagi. Hal yang sama pada anak, jika mereka sedang marah, usahakan sebagai orangtua kita bisa mendinginkan mereka.

Waktu terbaik menasehati anak adalah saat mereka sedang tenang, bukan pada saat sedang emosi. Pahami keadaan kondisi emosi anak dan cari waktu yang tepat untuk menasehati. 

2. Saat anak sedih

Kebalikan dari marah, sedih mengakibatkan aliran darah menurun. Uniknya, baik marah ataupun sedih memiliki efek buruk pada jantung karena pengaruh hormon stres.

Jika marah orang akan condong melawan atau menghindar, saat marah otak akan condong mengarahkan pikiran untuk mencari alternatif pelampiasan lain. 

Tidak heran jika seorang anak akan menghindar saat sedang sedih, bukankah orang dewasa melakukan hal yang sama? Jadi, menasehati anak saat mereka sedih ibarat menawarkan makanan saat belum lapar.

Yang dibutuhkan anak saat sedih adalah perhatian. Iya, PERHATIAN orangtua. Artinya, fungsi orangtua saat anak dalam keadaan sedih adalah menemani mereka sepenuh hati dengan emosi positif.

Saat orangtua bisa menjadi pelampiasan anak ketika sedih, maka anak akan sangat mudah menerima nasehat ayah dan ibunya. 

Sebaliknya, jika orangtua memaksakan menasehati anak saat mereka sedih, maka otak mereka akan menolak pesan yang disampaikan.

Apa yang terjadi saat anak sering sedih? Bagian otak hippocampus yang berfungsi sebagai tempat menyimpan informasi dan belajar akan mengalami defisit dan mereka akan mengalami kesulitan belajar dan menurunnya fungsi ingatan.

Berhati-hatilah dengan kesedihan, kecemasan dan emosi. Tiga hal ini mengakibatkan menurunnya aliran darah di jantung dan menjadi sumber penyakit jantung (baca disini) dan juga menurunnya fungsi otak bagian hippocampus (baca di sini).

3. Saat anak lapar

Apa yang terjadi pada otak saat seseorang lapar?

Posisi saat lapar mengakibatkan otak mencari sumber glukosa. Keadaan ini mengakibatkan menurunnya fungsi otak untuk mengontrol emosi dan konsentrasi.

Akibat berkurangnya konsentrasi, otak akan sulit untuk mengarahkan pikiran berpikir dengan jernih. Hal ini menjadikan seorang anak sulit menyimpan informasi di otak saat lapar.

Jadi, jika orangtua menasehati anak ketika lapar maka itu sia-sia. Otak bagian kognitif akan terganggu dan juga kemampuan memecahkan masalah akan menurun. (baca disini)

Ringkasnya, saat lapar anak akan sangat sulit berpikir bijak dan ini mengakibatkan pesan apa saja yang disampaikan akan mental alias tidak masuk dalam kepala anak.

Bahkan hasil penelitian mengungkapkan fakta:

In the first two years of life, 70% of the brain develops. If a child experiences significant malnourishment, hunger and stress during that time frame, it's likely their brain will be permanently damaged

Artinya apa ya? Hehe....umur dua (2) tahun 70% bagian otak berkembang. Jika anak mendapat gizi yang tidak cukup, lapar, dan stres maka otak akan rusak secara permanen.

Itu hasil penelitian ya, bukan hasil tulisan saya. Disini orangtua perlu memahami bahwa keadaan marah, sedih, dan lapar itu berakibat buruk bukan hanya pada organ tubuh tapi juga fungsi otak.

Apa alternatif lain yang bisa dilakukan orangtua?

Sebisa mungkin untuk memberikan asupan gizi yang baik untuk anak. Baik itu bermakna sehat, bukan berbentuk jajanan sembarangan yang malah berbahaya untuk organ tubuh dan otak.

Makanya ada baiknya saat anak dalam keadaan lapar cukup berikan makanan untuk mereka. Tapi perlu diingat, jangan berlebihan. Tujuan makan bukan untuk kenyang.

Ketika perut sudah terisi dan keadaan cacing sudah terkendali, baru kemudian dekati anak dan nasehati dengan bara yang baik. Insya allah anak akan menurut dan bahkan mengingat pesan orangtua sampai dewasa.

Sebagai penutup tulisan ini, saya mengajak orangtua untuk lebih bijak dalam menasehati anak. Kendalikan emosi dengan baik dan bijak jika melihat anak melakukan sesuatu yang menurut kita salah.

Tidak selamanya anak salah, bisa saja kita sebagai orangtua yang salah karena tidak memberi contoh yang baik. anak belajar lebih banyak dari apa yang dilihat.

Menasehati anak membutuhkan tehnik yang tepat dan juga waktu yang terencana. Jangan menasehati anak saat otak mereka sedang tidak mampu menangkap sinyal yang kita sampaikan.

Tujuan boleh baik, tapi cara dan bagaimana kita menyampaikan nasehat akan menentukan apakah nasehat yang disampaikan akan masuk dan menetap di otak anak selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun