Nilai sebuah ijazah berakhir pada nilai tukar dalam seleksi kerja. Sedangkan konsep menciptakan lapangan kerja terdengar terlalu sulit dan risky.
Wajar jika banyak generasi pada kalangan lower dan middle class mencari aman dengan mencari kerja daripada membuka pekerjaan. Selain tidak berani mengambil risiko, mindset bekerja untuk mendapat penghasilan lebih duluan tertanam sejak bangku sekolah.Â
Maka dari itu, orangtua perlu mengubah mindset anak untuk fokus sekolah agar memiliki ilmu dan keahlian dan bukan untuk mendapat kerja. Arahkan mereka untuk termotivasi membuka lapangan kerja, baik berwirausaha, membuka perusahaan kecil, institusi belajar, atau apapun sesuai bakat dan minat mereka.
Jangan condong menghargai anak karena nilai yang mereka peroleh di sekolah, tapi ajak mereka untuk berdiskusi tentang jenis pelajaran yang mereka sukai dan jenis pekerjaan yang kemungkinan mereka minati.
Dukung mereka dengan memberi fasilitas berupa buku atau apapun yang bisa membuat mereka mendalami ilmu tertentu yang ingin mereka dalami.
Yang terakhir, ajari anak untuk berani menjadi risk taker, biarkan mereka mencoba tanpa takut dengan risiko. Berikan modal jika perlu untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka, beri mereka kepercayaan dan dukungan moril secara terus menerus sampai mereka mampu mengaplikasikan ilmu dalam bidang pekerjaan yang mereka cintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H