Kita sering beranggapan bahwa input diperoleh oleh anak hanya melalui mata dan telinga, padahal menurul ilmu otak (neurology) koneksi dalam otak juga diperoleh melalui indra peraba, penciuman, dan juga perasa.
Artinya, seorang anak selain menyerap informasi melalui penglihatan dan pendengaran, ada ratusan juga informasi lain mengalir ke otak dari apa yang dicium, diraba, dan dirasa. Semua informasi ini masuk dan tersimpan ke otak secara otomatis.
Lalu, kenapa muncul istilah Rewire?
Begini ceritanya, ketika otak menghbungkan segala informasi yang masuk dan kemudian diterjemahkan menjadi rentetan pesan, proses ini dinamai dengan wire.Â
Seiring umur seorang anak bertambah, proses pembentukan pesan terus mengalami peningkatan sehingga kemampuannya berinteraksi juga meningkat.Â
Dalam perspektif ilmu neurology, kemampuan otak menyimpan informasi terjadi sangat cepat di masa golden Age. Ini mengacu pada Umur 1-7 tahun dimana otak mampu menyimpan informasi lebih efisien.
Lama-kelamaan proses wire ini membentuk banyak database yang akan menjadi tumpuan anak untuk berkomunikasi dan beinteraksi dengan orang lain.Â
Jadi, apapun yang sudah disimpan anak ke otak baik dalam keadaan sadar atau tidak akan selamanya menjadi database yang  akan SANGAT sulit untuk DIHAPUS.
Coba dibaca lagi ya baris terakhir paragraf di atas. ini penting sekali diingat oleh orangtua. You can never erase what has been recorded.Â
Sekarang mari kita bahas lebih dalam istilah rewire. Tentu, umumnya kita paham bahwa awalan "re" bermakna kembali.Â
Dalam konteks otak, apa yang sudah masuk menjadi input ternyata bisa diprogram ulang kembali. Mungkinkah?