Adapun menegur anak dengan ucapan seperti "jangan kotori rumah", "jangan berantakan", "sudah dibilangin jangan diserakin lagi" hanya mengarahkan anak pada masalah.
Sementara orangtua berharap pada solusi, yaitu rumah tidak kotor. Tapi cara penyampaian yang tidak tepat membuat anak memahami dengan cara berbeda.Â
Sebagai orangtua, nilai-nilai dasar yang mengandung adab sangat perlu diajarkan sejak kecil. Cara berbicara dengan orang yang lebih dewasa, adab ketika makan, adab mengunjungi rumah orang lain dan tata krama saat berkumpul perlu diwarisi dengan contoh.
Perbaiki Cara Berinteraksi dengan Anak
Cara kita berinteraksi dengan anak adalah gerbang ilmu bagi mereka. Sebelum menyalahkan anak, terlebih dahulu perhatikan bagaimana cara kita sebagai orangtua berinteraksi dengan anak.
Apakah kita berlemah lembut saat berbicara bersama anak atau seringnya dengan nada tinggi?
Mungkin kita menganggap ini sepele, tapi efeknya sangat berdampak bagi anak. Saat kita berinteraksi dengan anak secara tidak sadar anak akan menyerap tutur kata dan cara kita berinteraksi.
Makanya di sini orangtua perlu mencontohkan cara berbicara yang baik kepada anak. Jangan menegur anak dengan nada keras atau sambil memarahi. Terkadang kesalahan terbesar ada pada orangtua.
Memarahi anak atau menegur mereka dengan nada memarahi apalagi di depan anggota keluarga lain akan membuat mental anak down. Seburuk apapun kesalahan anak, tegurlah mereka dengan baik dan tidak didepan orang.
Orang dewasa saja jika ditegur didepan orang lain akan merasa jengkel dan emosi. Bagi seorang anak teguran yang bersifat memalukan akan membekas lama dan berefek buruk saat mereka dewasa.