Anak adalah anugerah terbesar bagi mereka yang sudah bekeluarga. Keberadaan anak dalam keluarga menghadirkan nilai kebahagiaan dan kebersamaan.
Sayangnya, banyak keluarga yang gagal membangun ikatan emosional bersama anak. Akhirnya, orangtua kehilangan kedekatan bathin dengan anak. Padahal, hubungan emosional memiliki peran dan fungsi paling sakral dalam keluarga.
Orangtua yang memiliki koneksi emosional dengan anak akan terikat secara batin. Hatinya akan susah saat anak tidak berada dekat bersama atau ikut merasa 'sakit' saat anak dalam keadaan sakit.
Sebaliknya, koneksi emosional yang tidak terbentuk menyebabkan orangtua kehilangan kendali dalam mengasuh anak. Seringnya orangtua seperti ini tidak ambil pusing dengan perkembangan anak.
Membesarkan Anak dengan Kasih Sayang
Ikatan emosional tidak bisa dibeli dengan uang. Koneksi ini hadir dengan sendirinya karena adanya nilai kasih sayang yang diterima anak dari ayah dan ibu.Â
Bahkan, bagi seorang ibu koneksi emosional lebih duluan hadir dari dalam kandungan dan saat menyusui. Sementara, bagi seorang ayah koneksi emosional harus dibangun dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak.
Hal yang paling menyedihkan saat ini adalah terkikisnya nilai kasih sayang dalam keluarga. Tanpa disadari dengan hadirnya smartphone koneksi emosional perlahan hilang.Â
Waktu membersamai anak di era digital seperti senjata makan tuan. Banyak keluarga yang 'sengaja' memberikan smartphone kepada anak agar mereka bisa lalai dan orangtua bisa mengerjakan hal lain.
Kebiasaan seperti ini sejatinya menghilangkan koneksi emosional anak dan orangtua. Waktu makan bersama, bercengkerama, dan bercanda akan otomatis hilang digantikan smartphone.