Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Peran Orangtua agar Mengetahui Bakat Anak Sejak Kecil

27 Agustus 2021   11:12 Diperbarui: 27 Agustus 2021   15:10 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara perlahan seiring waktu berlalu, orangtua akan menemukan beberapa catatan penting yang nantinya bisa dipakai untuk menemukan titik bakat atau minat anak. Intinya, the more you observe, the more you can figure out!

Jangan menjadi orangtua yang hanya sekadar menjadi PENONTON. Sebaliknya, Jadilah SUTRADARA. Jika tidak, orang lain yang akan mengatur bakat anak Anda. Itu pilihan yang paling buruk.

Jangan Memaksa Anak Melakukan Hal yang Tidak Disukai.

Dunia anak adalah dunia trial and error. Artinya, semakin banyak anak mencoba maka semakin banyak ilmu yang mereka temukan. Jika dibalik, semakin terbatas anak mencoba, maka semakin sedikit yang mereka ketahui.

Ketertarikan atau bakat diawali dengan kesukaan. Anak tidak mungkin menyukai sesuatu tanpa didahului dengan percobaan. Ringkasnya, tanpa membiarkan anak melakukan terlebih dahulu maka anak tidak akan tahu mereka suka atau tidak.

Contohnya begini, kenapa bagi kebanyakan orang dewasa membaca adalah sesuatu yang membosankan? Ini disebabkan karena saat kecil tidak dibiasakan membaca. Anak tidak mengenal buku saat kecil disebabkan orangtua yang juga tidak membaca.

Bakat dan minat juga bisa diturunkan dari orangtua melalui kebiasaan. Memaksakan anak membaca itu hal yang salah, tapi memperlihatkan kebiasaan membaca didepan anak adalah hal yang baik. 

Pernah melihat anak yang terbiasa ke warung untuk beli jajanan? tentu ini hal yang lumrah tapi pertanyaannya apakah ini sebuah kewajaran? belum tentu!

Sesuatu yang sering dilihat tidak mutlak benar. Di sini orangtua perlu memahami bahwa memperlihatkan kebiasaan yang baik dan benar itu penting sekali bagi anak. 

Kebiasaan dalam membiasakan sesuatu yang salah kepada anak bisa merusak anak secara perlahan. Anak yang sudah terbiasa dibiarkan membeli jajan ke warung akan membentuk kebiasaan menghabiskan uang. Ini bukan hanya berefek ke pola pikir namun juga ke masalah kesehatan.

Sekarang banyak anak-anak yang sudah mengalami gagal ginjal dan penyakit akut lainnya yang berawal dari pola hidup SALAH. dan parahnya ini adalah pembiasaan orangtua yang juga SALAH.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun