Kebiasaan seperti ini membuat anak belajar bahwa menangis dan menjerit adalah cara untuk mendapatkan sesuatu.Â
Lalu, saat apa yang diminta tidak didapat mereka akan secara tidak sadar melakukan kebiasaan menangis dan menjerit sebagai senjata.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan orangtua?
Agar anak dapat belajar nilai kejujuran, katakan dengan jujur, "kalau adek mau sesuatu nanti ayah dan ibu belikan saat ada uang ya."
Anak secara perlahan akan belajar makna kejujuran dari setiap pesan yang disampaikan orangtua. Biasakan meminta anak untuk mengungkapkan isi hati mereka dan hargai dengan menepati permintaan mereka.
Berkata jujur pada tempatnya akan mendidik anak untuk terbiasa berkata apa adanya tanpa harus terbeban dengan keadaan.Â
Jangan karena hanya gengsi kepada anak atau kepada oranglain sehingga orangtua mudah saja berjanji lalu tidak mampu menepati.
Ingatlah, berkata jujur itu harus menjadi sebuah kebiasaan dalam rumah. Setiap percakapan orangtua bersama anak harus memiliki nilai pembelajaran bagi anak. Baik dalam kondisi senang atau buruk sekalipun orangtau harus mampu berkata jujur dan mengajak anak agar selalu berkata jujur.
Jika anak berkata jujur karena melakukan hal buruk jangan sekali-kali marah kepada anak. Ini akan menjadikan anak tidak mau berkata jujur lagi.Â
Misalnya, saat anak mengaku mengambil uang ayah dan ibu, maka jangan marahi. Cukup katakan "makasih ya nak sudah mengakui, nanti jangan ambil uang ayah dan ibu lagi ya, kalau perlu kasih tau ke ayah dan ibu"
Perkataan jujur tidak selamanya harus yang baik, kadang nilai kejujuran juga datang dari mengakui kesalahan yang dilakukan anak.Â