Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips Mendidik Nilai Kejujuran pada Anak

9 Agustus 2021   14:38 Diperbarui: 9 Agustus 2021   18:00 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, saat orangtua membiarkan kata-kata mereka atau lupa akan apa yang sudah dikatakan, maka anak juga akan menganggap ini sebagai hal yang normal.

Akhirnya, anak yang terbiasa dengan orangtua yang menepati kata-katanya akan belajar bahwa apa yang sudah diucapkan haruslah ditepati. 

Sedangkan mereka yang sudah terbiasa dengan janji orangtua, namun tidak ditepati juga akan menganggap sebuah kewajaran jika berjanji tidak menepati.

Proses transfer ilmu kejujuran bukan sesuatu yang teoritis, namun dipelajari dari interaksi dan komunikasi. Inilah yang membuat nilai perkataan orangtua itu penting dan berharga.

Anak-anak yang terbiasa dengan orangtua yang menepati janjinya akan belajar nilai kejujuran sampai dewasa, sebaliknya anak yang sering tidak ditepati janjinya akan membawa nilai tidak menepati janji dalam hidupnya.

Ilustrasi mengajarkan kejujuran | Sumber: www.moslemlifestyle.com
Ilustrasi mengajarkan kejujuran | Sumber: www.moslemlifestyle.com

2. Sisipkan pesan saat berjanji

Perkataan yang sering diucapkan akan bertahan kuat jika dikuti dengan pesan. Artinya, anak tidak semata-mata belajar nilai jujur tanpa disisipkan pesan. 

Perkataan seperti "kita tidak boleh berbohong ya nak" atau "kalau sudah buat janji harus ditepati ya nak" akan meresap dalam sanubari anak jika dibuktikan terlebih dahulu. Misalkan orangtua berkata "nanti kalau merapikan mainan akan ayah dan ibu belikan makanan ya".

Saat anak menyelesaikan apa yang diminta orangtua, maka proses kausalitas akan terjadi. Namun, alangkah baiknya jika orangtua tidak menunggu diingatkan anak baru menepati apa yang diucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun