Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Mandiri Terlalu Cepat dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Emosional

28 Juli 2021   13:16 Diperbarui: 29 Juli 2021   13:00 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar didampingi orangtua | sumber: www.yalemedicine.org

Kecerdasan secara intelektual memang muncul dari aktivitas fisik seperti kegiatan yang melibatkan saraf motorik, sedangkan kecerdasan secara emosional itu hadir dari adanya interaksi melalui kedekatan.

Ilustrasi anak belajar didampingi orangtua | sumber: www.yalemedicine.org
Ilustrasi anak belajar didampingi orangtua | sumber: www.yalemedicine.org

Dalam istilah parenting ada istilah bonding. Nah, istilah inilah yang menyebabkan seorang anak bisa mendapatkan kecerdasan emosional. Dua kecerdasan ini haruslah hadir secara seimbang, tidak boleh berat sebelah.

Apa yang terjadi jika seorang anak condong lebih kepada kecerdasan intelektual? Anak yang terlihat pandai secara intelektual akan mudah dijumpai. Umumnya mereka memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang baik dan sering mendapat peringkat di sekolah. 

Bagaimana dengan kecerdasan emosional? Ini yang sangat jarang dimiliki dalam diri seorang anak kecuali mereka hidup dalam keluarga yang punya kedekatan emosional atau bonding yang kuat. 

Kecerdasan emosional ini melibatkan perasaan. Seorang anak dengan kecerdasan emosional terlihat dari mudahnya ia berteman dengan orang lain.

Anak-anak yang memiliki nilai kecerdasan emosional bisa dikatakan juga mewarisi kecerdasan intelektual. Mereka selain mudah bergaul dan berbudi baik, sangat mudah berbagi sesama yang lain. Tidak ada yang namanya kompetisi dalam dunia anak dengan kecerdasan emosional yang tinggi.

Berbeda dengan anak-anak yang dibesarkan dengan kecerdasan intelektual yang condong memaknai kecerdasan sebagai sebuah alat berkompetisi, anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional akan memaknai kecerdasan sebagai sarana membantu yang lain yang berada dibawah mereka.

Dalam konteks dunia orang dewasa, wujud kecerdasan intelektual akan mudah terlihat dari kepribadian orang-orang yang pandai tapi hanya untuk diri sendiri. Mereka tidak memiliki kemampuan memakai ilmu yang ada di kepala sebagai sumber memberi manfaat bagi yang lain. 

Penjelmaan anak dengan kecerdasan intelektual yang baik disertai kecerdasan emosional akan kita jumpai dari wujud orang dewasa yang punya rasa empati tinggi dan suka membantu. Ilmu mereka memberi banyak bekas bagi orang banyak baik secara fisik ataupun non-fisik.

Kecerdasaan intelektual tanpa disertai kecerdasan emosional ibarat sebuah robot. Memang secara fisik robot itu bisa melakukan apapun sesuai yang diprogram, tapi perlu diingat sebaik dan secerdas apapun robot didesain, mereka tidak akan pernah mewarisi rasa empati dari nilai kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun