Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penjara dan Sekolah, antara Gerbang Masuk dan Pintu Keluar

15 Juli 2021   18:42 Diperbarui: 15 Juli 2021   18:51 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: www.mykidsway.com

Penjara dan Sekolah adalah dua jenis institusi yang hadir memberi manfaat. Terlepas dari perbedaan keduanya, ada sisi filsafat yang perlu dilihat dari sudut pandang positif. 

Dalam tulisan ini Saya ingin membahas bagaimana peran kedua institusi ini dilihat dari fungsinya sebagai sebuah bangunan.

Kalau dilihat dari kacamata Fisik, penjara dan Sekolah memiliki bentuk yang sama. Keduanya berwujud bangunan dan sama-sama memiliki pintu gerbang untuk masuk.

Namun, tentu ada perbedaan yang membuat keduanya tidak bisa disamakan. Semua kita tahu bahwa penjara adalah tempat berakhirnya orang jahat dan Sekolah adalah tempat bermulanya orang terdidik.

Baiklah, sekarang mari Kita bahas lebih mendalam. Antara penjara dan Sekolah memiliki sebuah nilai atau pesan yang kerap tidak Kita hiraukan. Kedua institusi ini memiliki sebuah 'alasan' sebelum seseorang memasuki gerbangnya.

Alasan yang Saya maksud disini adalah sebuah sebab kenapa seseorang katakanlah masuk ke sekolah. Jawabannya agar mendapat pendidikan. Tapi, jika Kita harus jujur institusi pendidikan sebenarnya 'menjual' selembar kertas ketika seseorang 'keluar'. 

Lalu, apa yang membuat orang masuk kedalam penjara? Jawabannya karena perilaku yang dianggap menyalahi Norma dan aturan yang berlaku. Sehingga, ada hukuman yang harus dibayar. Nah, alasan inilah yang 'terpaksa' menyeret seseorang ke dalam gerbang penjara.

Antara pintu gerbang sekolah dan penjara  ada sebuah sebab atau alasan yang membuat seseorang masuk kedalamnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah perbedaan antara keduanya saat seseorang keluar dari kedua institusi ini?

Secara singkat, ada sebuah label atau simbol yang berlaku saat seseorang keluar dari salah satu institusi ini. Sekolah identik dengan label 'baik' sementara penjara sangat terkenal dengan label 'buruk'. Benarkah?

Seseorang yang keluar dari institusi pendidikan membawa keluar sebuah ijazah yang bisa 'ditukarkan' dengan sebuah pekerjaan, namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang keluar dari penjara. Ada harga yang harus dibayar dari pintu keluar masing-masing institusi ini.

Padahal, jika mau jujur, kedua institusi ini memiliki peran 'mendidik'. Bahkan, seseorang yang keluar dari penjara bisa saja lebih baik dari mereka yang keluar dari sekolah. Hanya saja alasan yang dipakai untuk masuk kedalam gerbang berbeda dari segi label.

Sekarang mari kita lihat seberapa baik sebuah isntitusi pendidikan saat gerbangnya dimasuki orang yang tidak memiliki alasan. Ada banyak orang yang masuk sekolah karena terpaksa, apakah karena keinginan orangtua atau karena tujuan mendapat selembar ijazah diakhir. 

Alhasil, apa yang terjadi? Proses belajar mengajar menjadi sebuah simbol saja bagi mereka yang niat awalnya tidak 'benar'. Lalu, saat orang seperti ini keluar dari pintu sebuah institusi pendidikan apa yang terjadi?

Nah, inilah awal mula rusaknya institusi pendidikan. Ada banyak sekali orang-orang yang dengan ijazahnya menjadi orang besar. Yang lebih parahnya sebagian mereka menduduki kursi jabatan penting mewakili rakyat diberbagai tempat.

Tidak sedikit dari mereka yang kedapatan melanggar hukum dan akhirnya berakhir di penjara. Ada sebagian lagi terus berbuat tidak layak dan ditutupi oleh orang yang tidak benar lainnya. Mereka bebas melakukan apapun karena sebuah alasan.

Alasan yang membuat mereka masuk kedalam institusi pendidikan akhirnya membuat mereka masuk ke gerbang pintu penjara. Sebuah ijazah yang mereka dapat mampu mengirim mereka ke institusi lainnya.

Disisi lain, Kita melihat ada orang-orang benar yang berakhir di institusi penjara tanpa kesalahan. Mereka masuk kesana tanpa disertai sebuah 'alasan' yang sulit diterima akal. Lagi-lagi disini Kita melihat ada perbedaan besar dari sebuah pintu masuk dari kedua institusi ini.

Walau penjara identik dengan tempat buruk. Tapi, perbedaanya akan terlihat saat orang baik memasukinya. Mereka yang tidak menemukan alasan kenapa harus disana bisa menghadirkan kebaikan Bagi penghuni lainnya. Bahkan, ada banyak nilai pendidikan yang mengalir didalam penjara saat orang baik memasukinya.

Di akhir masa tahanannya, orang-orang seperti ini akan keluar dengan menjadi orang yang lebih baik. Tidak peduli dengan label penjara yang kerap disandarkan dengan kejelekan. Sangat berbanding terbalik dengan orang yang memang masuk kedalam penjara dengan alasan melanggar hukum, hanya sedikit yang mampu menjadi pribadi yang baik saat keluar dari institusi ini.

Kembali ke institusi pendidikan, saat seseorang masuk ke dalam sebuah institusi pendidikan, sebuah alasan baik di awal sangat menentukan hasil di akhir. Apakah berniat untuk belaar dan mendapatkan ilmu atau sekedar untuk mendapatkan ijazah. 

Label pandai dan simbol terdidik dari selembar ijazah kerap menipu orang banyak. Ini yang membuat banyak orang akhirnya melihat institusi pendidikan lebih baik dari institusi penjara. Padahal keduanya memiliki peran yang sama, yaitu mendidik.

Lebih lanjut jika dikaji dari hakikat pintu masuk dan jalur keluar, keduanya sama-sama berangkat dari sebuah alasan. Yang berbeda adalah keinginan untuk masuk dan apa yang dihasilkan saat keluar.

Jika sebuah institusi pendidikan mewajibkan seseorang masuk kedalamnya dengan alasan kriminal, tentu label sekolah atau Kampus akan berbeda. Bukanlah demikian?

Sekolah dan kampus memiliki nilai jual dari selembar ijazah yang dikeluarkan. Ada harga yang bisa ditukar dikemudian hari. Baik itu sebuah pekerjaan yang akhirnya berakhir pada sebuah jabatan. Ini semua tentu secara LEGAL. ada lamaran, ujian dan penempatan.

Berbeda dengan institusi seperti penjara, ada label yang harus dibawah seumur hidup walau tidak tertulis dalam selembar kertas. Mereka yang keluar dari penjara akan secara otomatis kembali menerima hukuman sosial seperti tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. 

Pertanyaan yang harus kita tanya, apakah Hari ini institusi pendidikan memiliki pintu masuk yang 'benar'? Jika tidak, ada hal yang perlu diperbaiki. Apakah tujuan institusi pendidikan adalah sebagai pusat transfer ilmu?, Jika Iya, Kita perlu kembali mempertanyakan tujuan anak didik masuk ke gerbang pintu sekolah.

Jangan sampai institusi pendidikan melahirkan orang-orang yang pada akhirnya berakhir dalam institusi penjara. Jika itu terjadi maka sungguh kita telah salah memaknai fungsi penjara selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun