Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-hati, Ini Dampak yang Akan Terjadi jika Orangtua Sering Membentak Anak

26 April 2021   13:47 Diperbarui: 16 Juli 2021   21:48 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu otak (neurology) ada beberapa bagian otak yang berfungsi menyimpan informasi jangka panjang saat otak mulai berfungsi. Dua bagian yang memiliki fungsi penting ini dikenal dengan sebutan neocortex dan amygdala. 

Adapun cortex terletak di bagian atas kepala manusia tepat di bawah lapisan tengkorak, sedangkan amygdala yang hanya sebesar kacang almon berada di lapisan tengah otak bagian the lymbic system. 

Neocortex memiliki peran penting bagi otak untuk menghasilkan koneksi antar neuron sehingga manusia mampu menyimpam berbagai macam informasi yang didapat dari berbagai pengalaman.

Saat seorang anak baru lahir, segala sesuatu akan direkam oleh otak melalui panca indra (penglihatan, pendengaran, sentuhan, pengecap, penciuman). Semua informasi yang diperoleh dari kelima panca indra ini akan masuk dan diproses ke otak tanpa filter. Hal ini adalah dilakukan otak untuk menciptakan database yang akan dipakai saat anak mulai tumbuh besar memasuki fase remaja.

Otak seorang anak jika diibaratkan sebuah perangkat komputer sama seperti sebuah hard drive yang berfungsi menyimpan dokumen. 

Bedanya, kita bisa mengontrol apa yang ingin kita simpan di hard drive, namun otak anak belum memiliki kemampuan mengontrol apa yang ingin disimpan. Di sinilah mengapa segala hal yang buruk dari pengalaman seorang anak akan terekam sangat kuat di bagian amygdala.

Apakah Anda pernah dipukul saat kecil atau dimarahi dan dibentak di depan orang lain? Pengalaman buruk ini akan terekam selamanya di amygdala dan akan sangat sulit dihapus kecuali dengan bantuan hipnosis. Kenapa bisa demikian? 

Walau bentuknya yang sangat kecil, amygdala memiliki peran krusial untuk memproses informasi yang berkaitan dengan emosi (rasa senang, sedih, marah, malu). 

Segala sesuatu yang dipicu karena emosi akan terekam sangat kuat di otak sampai kapanpun. Ini menjadi alasan kenapa orangtua harus sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengan anak. Sebuah bentakan walau tidak disengaja atau tidak disadari sekalipun bisa melekat di otak selamanya.

Apa yang terjadi jika seorang anak sering mengalami bentakan? 

Nah, jawabannya SANGAT BERBAHAYA, masalah pertama yang akan muncul adalah ketidakstabilan emosi bagi anak. 

Anak yang sering dimarahi, dibentak, dan dipukuli akan mengalami cemas yang berlebihan sehingga otak akan memerintahkan organ tubuh tangan dan kaki bekerja dominan.

Saat berada dalam fase cemas atau takut aliran darah akan bekerja maksimal didua bagian ini, kaki dan tangan. Ini adalah hasil reaksi otak untuk memerintahkan tubuh memproteksi diri. Makanya saat cemas seseorang akan condong mengasingkan diri dan saat marah orang akan melawan. 

Jika seorang anak sering mengalami emosi negatif karena orangtua sering marah dengan membentak dan memukul maka otak akan merekam ini sebagai sebuah emosi yang akan diakses saat anak sudah bisa memfilter informasi di otak. Jika intensitas emosi sering dialami anak, maka semakin kuat memori otak merekamnya dan menyimpan dalam memori jangka panjang.

Sulit Belajar

Seseorang yang sering mengalami bentakan akan mengalami sulit belajar. Hal ini desebabkan karena otak akan sulit fokus karena bagian otak yang disebut prefrontal cortex yang berada tepat di belakang bagian dahi akan mengalami gangguan. Prefrontal cortex memiliki peran untuk mengontrol fungsi kognitif, salah satunya adalah fokus.

Hal yang paling mengerikan dari hadirnya rasa takut dan cemas karena bentakan yaitu melemahnya fungsi otak untuk konsentrasi yang berakibat pada sulitnya seseorang berinteraksi sosial dengan sesama. 

Pengalaman-pengalaman negatif seperti bentakan dan pukulan masa kecil akan merubah struktur otak dan menjadikan bagian otak bekerja tidak normal. 

Rasa cemas yang kerap menghampiri seseorang saat dewasa adalah reaksi otak dari berbagai pengalaman masa kecil yang timbul karena dimarahi, dipukuli, dibentak atau dipermalukan. 

Kebanyakan orang tidak menyadari ini karena otak hanya menyimpannya sebagai sebuah database di mana seringkali orang dewasa tidak bisa menemukan alasan kenapa ia bisa cemas atau bahkan sulit mengontrol emosi.

Gaya Asuh yang Tidak Tepat

Banyak dari orangtua yang mungkin tidak menyadari betapa besarnya pengaruh sebuah bentakan sesaat bagi seorang anak. 

Secara jangka pendek memang orangtua tidak bisa melihat efek dari bentakannya kepada sang anak. Tapi, secara jangka panjang ini sangat merugikan akan baik secara individu atau saat ia mulai dewasa dan berinteraksi dengan orang banyak dalam pekerjaan.

Banyak sekali yang mengalami masalah saat mulai dewasa disebabkan karena pola asuh yang tidak baik saat kecil. Permasalahan belajar yang kerap muncul pada anak adalah sebuah indikasi tidak bekerjanya otak dengan normal. 

Dalam kaitannya dengan otak, fungsi kognitif otak akan mengalami masalah jika amygdala merekam banyak hal-hal negatif khususnya di masa otak mulai berkembang (1-3 tahun).

Pola interaksi dan komunikasi orangtua dengan anak memiliki peran penting untuk membentuk otak yang sehat. Saa berinteraksi dan berkomunikasi, orangtua secara tidak sadar mengirim sinyal ke otak anak untuk dijadikan database yang berfungsi sebagai sumber informasi untuk digunakan saat anak berada di "auto pilot"

Otak manusia membutuhkan database yang cukup untuk bisa merubah fungsi kerja dari manual ke "auto pilot" atau bahasanya simpelnya moda otomatis. 

Sebagai contoh saat mengemudi seseorang perlu benar-benar bekonsentrasi penuh ke jalan dan kendaraan, ini berguna untuk mentransfer informasi visual kedalam otak. 

Saat seseorang sudah sangat sering melewati sebuah jalan, maka dengan sendirinya otak akan merubah moda manual ke moda otomatis. 

Hal ini tidak kita ketahui karena terjadi di otak bawah sadar, tanpa kita sadari kita sudah melewati beberapa gang dan tiba-tiba sudah hampir tiba di tempat tujuan. Pernah mengalami hal seperti ini kan?

Bagaimana Seharusnya Orangtua Berinteraksi dengan Anak?

Sebagaimana tubuh membutuhkan makanan sehat sebagai asupan gizi, otak membutuhkan "gizi" untuk bisa berfungsi dengan baik. Nah, komunikasi dan interaksi yang baik adalah asupan gizi yang tepat untuk otak. 

Saat otak anak berada pada fase manual, berikan pengalaman positif kepada anak sebanyak mungkin. Hindari memarahi anak, membentak, memarahi dan memukul. 

Habiskan waktu sebanyak mungkin bersama anak di usia 1-7 tahun. Ini fase paling penting untuk tumbuh kembang otak anak secara alamiah. Asupan kasih sayang sangat diperlukan anak agar otak mampu merekam informasi positif untuk dijadikan database utama. 

Jika orangtua mampu menjaga ritme pola asuh yang baik dengan berinteraksi aktif bersama anak maka fungsi bagian the limbic system yang saya sebut di awal tulisan akan bekerja maksimal diikuti dengan terhubungnya neuron yang berada di bagian cortex.

Happy family is a key to having a healthy brain

Keluarga yang bahagia adalah kunci untuk memiliki otak yang sehat. Kemampuan otak berkembang dan bekerja secara baik sangat didukung dengan hadirnya sebuah keluarga yang mampu menjaga kebahagiaann anggotanya. Di sini seorang nahkoda keluarga punya andil besar menghadirkan kebahagiaan dalam rumah. Oleh karena itu, jagalah kebahagian keluarga A nda :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun