Biar ibu yang cuci saja ya
Nanti ibu yang bersihkan tempat tidurnya ya
Bentar lagi bangun ya, tidur saja dulu tidak apa nanti ibu bangunin
Apakah kita sering mendengar kalimat di atas? Atau mungkin sebagai anak laki-laki kita sudah terbiasa dengan kata-kata di atas? Atau mungkin sebagai orangtua itu adalah rutinitas kita bersama anak?
Sekilas tidak ada yang salah dengan kalimat di atas, tapi jika diperhatikan kalimat sederhana di atas ibarat sebuah "bom" yang kita rakit secara perlahan dan akan meledak dengan sendirinya saat waktunya tiba.
Ayah dan ibu, perlu kita pahami bahwa awal mula ketidakmandirian pada anak laki-laki dimulai dari cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka. Seringkali sebagai orangtua kita "berniat baik" tapi dengan cara yang tidak tepat.Â
Sederhananya begini, banyak orangtua di luar sana yang tidak melibatkan anak laki-laki ketika berurusan dengan hal-hal sederhana dalam rumah.Â
Mereka memperlakukan anak laki-laki layaknya seorang "raja", semua disiapi dan disediakan dengan baik. Kebiasaan yang akhirnya menjadi rutinitas akan menjadi sebuah "habit" bagi anak laki-laki.Â
Secara tak sadar mereka akan menerjemahkan ini sebagai hal yang wajar. Mereka tidak akan belajar disiplin Karena kebiasaan "menerima" dan diperlakukan istimewa.
Lantas, apa yang terjadi saat anak laki-laki mulai beranjak dewasa?
Mental yang Rapuh dan Sulit Berempati