Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuntun atau Menuntut, Memahami Pola Asuh yang Benar

3 November 2020   10:57 Diperbarui: 3 November 2020   11:00 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :www.unsplash.com

Sadar atau tidak, hari ini yang paling ditakutkan orangtua adalah kemiskinan. Dan menjadi tradisi sebuah keluarga untuk menyimpan harta untuk anak sebagai warisan. Dan uniknya, karena sebab warisan banyak anak yang saling ribut dengan saudara sendiri. 

Padahal, jika orangtua berpikir bijak, harta hanya sebuah benda yang akan habis jika digunakan. Namun, karena orientasi hidup melekat pada harta, pola asuh lebih mengedepankan transfer harta ketimbang ilmu. Wajar saja jika anak tumbuh dengan berorientasi pada karir. Bukankah pertanyaan paling sering ditanyakan adalah, KALAU BESAR MAU JADI APA? 

Sangat memprihatinkan jika kita melihat fakta di lapangan bahwa sangat sedikit keluarga yang mengedepankan ILMU sebagai pola asuh. Bahkan, sebuah keluarga akan merasa minder jika muncul pertanyaan, anaknya kerja dimana sekarang? Apalagi jika karir anak biasa saja ini akan menambah 'beban' pikiran orangtua karena tuntutan masyarakat. 

Alhasil, karena sebuah beban bawaan ini, pola asuh orangtua mengikuti keinginan orang lain ketimbang kemauan hati. Akhirnya, fungsi orangtua berubah dari PENUNTUN menjadi PENUNTUT. saat ini terjadi, orangtua tidak lagi  menjadi 'kompas' saat mendidik anak. Efeknya, anak tidak memiliki karakter karena kehilangan arah tujuan hidup mereka. Layaknya sebuah kapal yang bergerak tanpa navigasi, ia akan terombang ambing di tengah lautan. 

Jadilah Orangtua Yang Berilmu

Knowledge is everything! Sebagai 'role model', orangtua tidak bisa mengedepankan kemauan tanpa keilmuan. Jangan sekedar menaruh harapan kepada anak tanpa bimbingan. Anak tidak bisa belajar tanpa contoh nyata dari orangtuanya. Konsep mendidik anak harus dimulai dari GIVE and TAKE. Berikan dulu contoh, baru kemudian terima hasil. Jangan berorientasi pada HASIL tanpa AWAL. 

Belajarlah menjadi orangtua dengan mempelajari ilmu terlebih dahulu. Saat  mendidik anak orangtua benar-benar harus SABAR. Tidak ada hasil tanpa proses dan orangtua juga bisa belajar banyak dari proses mendidik anak. Parenting is tough yet fun. Setiap orangtua punya rintangan tersendiri dalam mendidik anak, semua bisa menjadi pelajaran berharga. 

Berguru agar anak meniru. Agar anak mewarisi karakter yabg baik, orangtua perlu belajar bagaimana menjadi orangtua yabg baik pula. Maka sangat perlu untuk orangtua berguru kepada orang yang berilmu. Tidak mungkin kita berharap anak punya ilmu agama yang baik dan menjadi shalih, tapi kita tidak memiliki nilai-nilai itu. Anak melihat dan kemudian meniru, bukan sebaliknya. Jadi, tunjukkan dulu baru anak akan belajar. 

Mulai dari Hal Kecil dalam Keluarga 

Banyak hal yang sebenarnya terlihat simpel tapi diabaikan orangtua. Hal-hal kecil  ini bisa dimulai dari dalam rumah. Start small and simple! 

Bicaralah dengan sopan kepada anak. Kelembutan diwarisi dari lisan, hendaknya orangtua bertutur kata dengan baik saat berbicara kepada anak. Jangan salahkan anak ketika mereka tidak sopan, umumnya mereka  hanya mengulang dari apa yang dilihat dan didengar. Orangtua yang suka membentak atau berbicara dengan nada tinggi akan mewarisi anak yang sulit menjaga ucapan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun