Sebagai
Sebagai calon orangtua, memahami Pola Asuh yang benar sebelum memiliki anak adalah sesuatu yang harus masuk dalam katagori 'priority'.ÂSaya akan membahas bagaimana efek pola asuh yang salah pada anak. Mungkin bagi kita dua kata ini, menuntun dan menuntut, kelihatan sederhana. Tapi, dalam konteks pola asuh, ini memiliki efek luar biasa pada anak.Â
Mari kita bahas perbedaan keduanya.Â
Menuntun memiliki makna mengarahkan dengan cara memberi contoh. Saat orangtua menuntun, mereka berada di depan sebagai seorang 'leader'. Menuntun lebih mengedepankan 'showing' daripada 'asking'. Saat anak dituntun, mereka belajar dari yang dilihat, bukan dari yang didengar. Indra penglihatan menyerap ilmu dari contoh yang diberikan orangtua.Â
Sementara menuntut bermakna menginginkan sesuatu dari anak tanpa contoh. Berbeda dengan menuntun, orangtua yang menuntut berada dibelakang dan berfungsi sebagai 'boss'. Disini orangtua hanya mengedepankan 'asking' ketimbang 'showing'. Fokusnya 100% pada indra pendengaran dengan ekspektasi anak akan menjadi penurut.Â
Meniru dan Menurut
Saat orangtua menuntun, anak akan belajar meniru dari contoh yang dilihat dari orangtua. Namun, saat orangtua menuntut, anak akan menurut tanpa proses belajar. Semua Orangtua berharap agar anak menjadi penurut, bukan begitu?Â
Meniru membutuhkan proses yang terpusat pada objek yaitu orangtua. Disini orangtua berfungsi sebagai 'role model' yang memberikan contoh dari apa yang diinginkan kepada anak. Misalkan anak diharapkan bisa membuang sampah pada tempatnya, maka orangtua memperlihatkan cara membuang sampah pada tempatnya. Jadi, ada proses transfer ilmu dengan mengedepankan showing.Â
Sementara itu, Menurut condong terpusat pada subjek yaitu anak. Orangtua tidak berfungsi sebagai media belajar, sedangkan anak diharapkan bisa paham sendiri tanpa contoh. Disini tidak ada proses transfer ilmu karena orangtua sekedar hadir untuk meminta anak ta'at tanpa arahan.Â
Apa Efek Positif dan Negatif pada Anak?Â
Pola asuh yang mengarah kepada Menuntun akan menghasilkan anak yang memiliki kemampuan menyerap ilmu dari sebuah proses. Artinya, saat anak banyak melihat contoh baik dari orangtua, maka ini akan menjadi 'values' atau nilai yang menjadi fondasi hidup anak saat dewasa.Â