Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Jadikan Pikiran sebagai Penjara

25 Januari 2020   13:47 Diperbarui: 26 Januari 2020   22:48 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Pixabay.com)

Semua organ tubuh kita memiliki pusat kendali di otak. Tanpa sinyal dari otak maka organ tubuh yang lain akan lumpuh. Lain otak lain pula kerja pikiran. 

Kalau otak diibaratkan sebagai prosesor yang mengontrol organ tubuh lainnya, pikiran memiliki fungsi hampir sama, yaitu mengontrol tindakan dan perbuatan kita. 

Jika secara medis penyebab sakit karena terganggunya fungsi organ tubuh, maka secara psikologi penyebab sakit adalah terganggunya pikiran. Pikiran juga punya andil besar sebagai center of command (pusat kendali). 

Secara kasat mata kita tidak bisa melihat pengaruh pikiran dalam hidup. Tapi, semua tindakan yang kita ambil tidak pernah terlepas dari campur pikiran. Kalau secara ilmu Neurology, pusat kendali otak tepat terletak dibagikan depan (dahi) atau bahasa ilmiahnya prefrontal cortex. 

Pikiran adalah penjara yang kita buat sendiri dan kekuatannya melebihi penjara fisik. Kemampuan kita untuk bisa melakukan sesuatu adalah hasil buah pikiran kita sendiri. 

If you think you can do it, you can do it

Pikiran kita layaknya magnet, ia menarik apapun yang kita tarik. Kalau pikiran kita positif, maka ia menarik hal positif, namun jika ia negatif maka ia menarik hal negatif. 

Kita yang mengontrol pikiran kita sendiri sayangnya, di mana kita hidup, kebiasaan yang kita dapat, dan lingkungan membentuk cara kita berpikir. 

Ilustrasi: www.puisi-cintaindah.blogspot.com
Ilustrasi: www.puisi-cintaindah.blogspot.com
Kenapa orang yang berpikir positif bisa melakukan apa saja? 

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, pikiran kita bisa berfungsi sebagai kompas. Apa yang tidak mungkin kelihatan secara konkrit sangat mungkin secara abstract. Maka kerja pikiran sangat menentukan hasil. 

Boleh jadi dalam hidup kita sering sekali berpikir tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, sehingga buah pikiran kita menjadikan itu sebuah pesan yang akhirnya menutup semua akses kemampuan kita. 

Saya akan memberikan contoh dari pengalaman sendiri. Dulu saat pertama kali saya mulai menulis di Kompasiana tahun 2011 semua terlihat tidak mungkin. Apalagi saya memang dari awal tidak suka menulis dan tidak mampu. Itu yang ada dalam pikiran saya saat itu. 

Perlahan tulisan saya terus bertambah dan sempat beberapa tahun tidak menghasilkan tulisan. Saat itu saya berpikir kalau nulis itu harus ada komputer/laptop dan ide baru bisa menghasilkan sebuah tulisan. 

Akhirnya, karena itu yang saya pikirkan hanya beberapa tulisan yang bisa saya hasilkan dalam satu tahun. 

Seiring banyaknya saya membaca, saya mengubah pola pikir. Saya mulai berpikir kalau menulis tidak perlu harus pakai laptop, kenapa tidak pakai hp saja. Di awal kelihatannya sangat mustahil, dan kesegaran sulit. Tapi pikiran itu saya tepis dan saya mulai saja perlahan. 

Hari demi hari berganti bulan ke tahun saya mulai menikmati menulis di tablet. Lebih mudah dan bisa kapan saja tanpa harus menunggu waktu tertentu dan pastinya mudah dibawa kemana-mana. Saya berhasil menulis puluhan tulisan tanpa saya sadari, semua berawal dari sebuah pikiran. 

Setelah menikmati menulis dengan tablet, saya mulai beralih ke Hp karena lebih efektif. Lalu saya mencoba menulis lewat Hp dan benar saja lebih banyak tulisan yang bisa saya tulis karena sangat fleksibel. 

Saya bisa nulis kapan saja dengan akses internet tersedia sambil menambah wawasan dengan membaca. Tanpa saya sadari sudah 100 tulisan saya hasilkan. dengan memakai hp. Rasanya mustahil tapi faktanya begitu. 

Benar kata orang, pikiran kita adalah penjara terbesar kita. Karena itu mari jaga pikiran sebaik-baiknya. Jangan membatasi diri kita dengan cara berpikir negatif. Selama kita mampu mengarahkan pikiran ke arah positif maka segala sesuatu ada jalan keluarnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun