Time is money
Sebuah ungkapan yang hampir setiap orang tahu, sama halnya seperti ungkapan dalam bahasa Arab, "waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak memotongnya maka ia akan memotongmu".
Berbicara tentang waktu, setiap orang memiliki 24 jam sehari semalam. Tidak ada porsi yang berkurang atau bertambah. Namun, lain halnya saat seseorang dihadapkan dengan pertanyaan, "bisa selesaikan tugas ini sebentar, apakah ada waktu?"Â
Jawabannya tentu bervariasi. Ada yang menjawab "bisa", "lagi sibuk" atau "gak ada waktu". Tidak ada yang salah dengan jawaban, karena setiap orang bebas memilih bagaimana mereka menghabiskan waktu setiap hari.Â
Keseringan dalam hidup kita berada diposisi di mana waktu terbuang tanpa "perencanaan". Mungkin dalam keseharian banyak dari kita yang belum memahami konsep manajemen waktu yang baik. Jika kita bisa mengatur waktu, maka kemungkinan besar hidup kita akan lebih produktif dan tentunya kita akan sulit memberi jawaban "lagi gak ada waktu".Â
Manajemen waktu erat hubungan dengan target yang kita rencanakan setiap harinya. Sebagai contoh, sebelum memulai hari kita sudah menargetkan berbagai hal yang ingin kita lakukan keesokan hari.Â
Karena itu, kita seharusnya memiliki daftar yang sudah kita buat saat malam tiba. Sehingga ketika kita terbangun keesokan harinya, kita memiliki target yang jelas kemana kita akan menghabiskan waktu sesuai daftar yang sudah kita rencanakan sebelumnya.Â
Saat seseorang tidak merencanakan harinya, sama halnya ia tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Akibatnya, selama 24 jam waktunya akan terpakai untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Ini yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menunda pekerjaan disebabkan ketidakadaan target dalam harian.Â
Manajemen waktu memiliki peran penting dalam hidup setiap orang. Tanpa manajemen waktu yang baik seseorang sebenarnya sedang berada dalam kerugian. Wajar saja jika orang barat mengatakan "time is money".Â
Saya pernah bertanya kepada seorang teman asal Amerika kenapa istilah waktu dikaitkan dengan uang. Ia menjelaskan bahwa di Amerika kebanyakan pekerjaan dibayar per jam. Artinya, setiap pekerjaan memiliki nilai bayar yang berbeda diri jau dari tingkat kesulitan dan waktu yang dibutuhkan.Â
Bagi mereka bertanya tentang gaji adalah hal sensitif karena setiap orang memiliki jumlah bayaran yang berbeda. Makanya dalam bahasa Inggris ada istilah "wage" dan "salary".Â
Bagi kebanyakan orang barat setiap pekerjaan harus memiliki jadwal yang jelas agar bisa ditargetkan. Ini yang membuat perbedaan besar antara budaya timur dan barat. Bagi kita yang hidup di budaya timur, janji bisa meleset sampai dua jam dan tak jadi masalah.Â
Tapi bagi mereka yang hidup di budaya barat, janji adalah waktu. Jika bergeser maka akan menimbulkan masalah. Orang barat rata-rata sudah menjadwalkan kegiatan harian jauh hari karena mereka mengatur waktu sedemikian rupa.Â
Bagi sebagian orang yang hidup di budaya timur, janji bisa dibuat kapan saja dan bisa dibatalkan kapan saja. Namun, hal serupa tidak terjadi di budaya barat. Merubah janji seketika tanpa sebab adalah hal yang tidak baik bagi kebanyakan orang barat. Mereka tidak mengenal yang namanya "rubber time" atau sering kita sebut jam karet.
Skill manajemen waktu sangatlah berharga. Jika tidak dilatih maka hari-hari kita akan sia-sia. Banyak waktu yang akan terbuang dan banyak kegiatan yang akan tertunda. Alasannya hanya satu, karena ketidakmampuan menggunakan waktu.Â
Di dalam rumah tangga, manajemen waktu juga perlu diajarkan. Bagaimana seorang ayah menjadwalkan perannya sebagai ayah dan suami. Bagaimana seorang istri mengatur waktu menjadi seorang ibu, istri, dan juga guru bagi anak.Â
Anak juga akan belajar dari apa yang diperlihatkan orangtua. Jika orangtua pandai mengatur waktu maka anak ketika dewasa akan secara mandiri mampu mengatur waktu dengan baik. Kapan harus bermain, kapan waktu belajar, dan kapan harus membantu orangtua. Intinya manajemen waktu berlaku dalam segala aspek kehidupan kita dalam keseharian.Â
Waktu itu seperti pedang, jika kita tidak memanfaatkanmya, maka ia akan memanfaatkan kita. Jangan sampai kita terpotong oleh pedang yang kita pegang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H