Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beradab dengan Alam, Memanfaatkan Hasil Alam dengan Ilmu

26 Agustus 2019   12:22 Diperbarui: 26 Agustus 2019   12:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya tulis setelah melihat status WA seorang teman yang berbunyi "it doesn't matter how many resources you have, if you don't know how to use them, it will be never enough". 

Saya kembali merenung dan menganalisa makna kalimat tersebut. Jika melihat konteks berlimpahnya sumber daya alam di negara ini, kalimat tersebut ada benarnya.

Di Indonesia kita punya sumber daya alam berlimpah, dari dalam tanah hingga dalam laut. Semuanya mudah ditemukan hampir disegala provinsi. Ironisnya, keberadaan sumber daya alam yang berlimpah bukan jaminan kemakmuran bagi rakyat yang hidup dinegara ini. 

Salah satu masalah besar yang masih menjadi tugas bersama hari ini bukan pada jumlah sumber daya alam atau manusianya. TAPI kendala TERBESAR negara ini adalah pada CARA MEMAKAI sumber daya alam yang boleh dikatakan TAMAK ATAU RAKUS. 

Bukan rahasia umum lagi berapa banyak hasil alam yang dikeruk namun kemiskinan semakin meningkat. Yang kaya terus menumpuk hartanya sementara yang miskin terus terpuruk. 

Hari ini ada kesenjangan yang jelas terlihat antara yang kaya dan miskin. Sumber daya alam yang umumnya terletak diarea penduduk miskin tidak berhasil merubah kawasan setempat kecuali hanya segelintir saja. Sisanya hanya untuk memperkaya kaum elit. 

Banyak orang 'pandai' yang sebenarnya 'bodoh'. Mereka bekerja hanya mengandalkan otak dan otot tapi sedikit mengikutsertakan hati. Tujuan mereka bekerja hanya untuk memperkaya diri sendiri dan kroninya tanpa mau berpikir untuk orang miskin yang mereka anggap tak berilmu. 

Hasil alam yang berlimpah seharusnya mampu menghapus kemiskinan. Namun teori ini seakan tidak berlaku dinegeri ini. Banyak pihak yang belum mampu menggunakan hasil alam dengan benar dan tepat. Alhasil, alam semakin rusak karena ulah tangan manusia sendiri dan musibah kerap melanda karena ketamakan pihak tertentu. 

Mungkin selain berilmu manusia juga perlu beradab. Jika ilmu mampu mempermudah pekerjaan manusia, adab mampu memperindahnya. Alam juga butuh diperlakukan dengan beradab agar tetap bersahabat. Sumber daya alam perlu diproses dengan sumber daya manusia yang berilmu dan beradab. 

Agar alam tidak murka sudah saatnya menghilangkan sifat TAMAK, agar alam terjaga mari perbaiki adab sesama. Kaya dan miskin bukan masalah jika kita saling bersedekah dan menghindari sifat serakah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun