Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Ikatan Anak dan Orang Tua di Usia Dini

27 Februari 2018   18:17 Diperbarui: 6 Januari 2023   17:00 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua dan anak ibarat pohon dan akar, keduanya tidak bisa terpisah dan saling membutuhkan. Pohon tidak akan bisa hidup tanpa akar, begitu juga akar yang tak mungkin bisa hidup tanpa melekat pada pohon. Pada saat sebuah pohon tumbuh ia hanya bisa menghasilkan akar yang lembut, seiring pertumbuhannya, akar akan semakin kuat demi menjaga pohon agar tak mudah tercabut. Hingga pohon tumbuh besar, akar akan selalu bertahan dibawah dan terus menyuplai asupan gizi bagi pohon agar tetap tumbuh dan menghasilkan daun yang lebat serta buah yang lezat. 

Bagaimana dengan orangtua? akankah anak akan tumbuh kuat tanpa ikatan yang erat bersama orangtua? jawabanya tentu tidak! Anak membutuhkan ikatan yang kuat dari orangtua agar ia bisa tumbuh berkembang sehat jiwa dan raga. Layaknya pohon yang membutuhkan akar, anak membutuhkan orangtua sebagai tumpuan hidup. Lalu, bagaimanakah ikatan orangtua dan anak terbentuk? kapankah ikatan itu mulai muncul?

Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa kedekatan orangtua dan anak pada usia 1-3 tahun akan membentuk sebuah "bonding" atau ikatan yang sangat penting bagi tumbuh kembang si anak. saya akan membahas kenapa setiap orangtua PERLU membentuk " BONDING" sejak masa awal anak tumbuh. Dalam sebuah jurnal London journal of primary careyang terbit tahun 2016 dengan tema "The importance of early bonding on the long-term mental health and resilience of children"mengungkap fakta menarik bagaimana ikatan orangtua dan anak pada usia 1-3 tahun menjadi faktor penting terhadap kesehatan mental(jiwa) dan ketahanan anak jangka panjang.  

Pada umumnya banyak orangtua berpikir bahwa kesuksesan anak didukung oleh kecukupan dan kemapanan finansial keluarga. Tak heran, tidak sedikit calon orangtua bekerja segiat mungkin untuk "mempersiapkan" uang dengan jumlah besar demi sang anak. Sayangnya, ternyata berdasarkan hasil penelitian, orangtua yang sibuk bekerja mencari uang malah menghasilkan anak yang "bermasalah" ketika dewasa. kenapa bisa demikian?

Perlu dipahami bahwa ketika anak dalam kandungan ribuan sel otak mulai terbentuk dan jutaan sel baru terus berkembang sampai anak terlahir. Otak pada anak akan mencapai ukuran besar 90% seperti ukuran otak orang dewasa saat anak mencapai usia 3 tahun. Rentan waktu 1 sampai 3 tahun merupakan masa SANGAT PENTING dalam pembentukan jutaan jaringan dalam otak anak. Diperkirakan ada 700-1000 koneksi saraf per detik terjadi dalam otak pada periode ini. Artinya, kedekatan anak d i masa 1-3 tahun adalah faktor penentu terbentuknya koneksi ribuan sel pada otak secara baik. Uniknya, ilmuan menemukan bukti bahwa interaksi dan komunikasi antara anak dan orantua secara rutin akan menjadi jalan atau tempat memori dan ikatan terbentuk serta kemampuan belajar dan berpikir mulai berkembang. 

Apa yang perlu dipahami dari hasil penelitian ini? Otak anak pada masa 1-3 tahun sangat rentan untuk bisa berkembang baik. Jika pada masa ini anak tidak mendapatkan perhatian khusus dari orangtua berupa interaksi aktif setiap hari maka anak akan bermasalah baik secara mental dan emosional di saat dewasa. Ada2 hal yang perlu dicatat, apabila anak tidak mendapatkan komunikasi yang cukup dengan orangtua maka anak akan bermasalah dalam hal (1) Kekurangan kemampuan berbahasa  (2) Kurangnya perkembangan emosional karena ketiadaan kasih sayang dan perhatian.disisi lain, anak yang terabaikan saat balita akan mengalami kemerosotan perkembangan otak kiri di 3 area: left hemisphere, limbic system, hippocampus yang bisa menyebabkan depresi, kecemasan,dan kerusakan kemampuan belajar dan memori.

Secara ringkas, saya dapat simpulkan dari hasil penelitian bahwa anak yang condong dibiarkan berkembang sendiri tanpa adanya ikatan emosional berupa komunikasi intens bersama orangtua akan menjadi anak yang acuh tak acuh ketika besar. Intinya, jika umur 1 sampai 3 tahun orangtua lebih condong menghabiskan waktu mencari uang dan interaksi antara anak dan orangtua sangat minim maka bisa dipastikan anak akan tumbuh sebagai pribadi yang akan mengalami masalah dalam hal belajar, interaksi sosial, dan kemampuan mengontrol emosi dengan baik.

Jika ingin menhasilkan generasi yang cerdas secara intektual dan emosional sediakan waktu sebanyak mungkin bersama anak. Bangun komunikasi yang baik dengan anak sejak usia 1 sampai 3 tahun. Anak pada hakikatnya tidak membutuhkan uang tapi mereka butuh kasih sayang. Jangan gadaikan waktu anda hanya untuk mengumpulkan harta sedangkan pada hakikatnya anda menyiapkan masa depan yang curam bagi anak anda. 

"babies need very simple interactive things - cuddles, responsiveness, smiling and chatting" 

Hasil penelitian ini berasal dari dua universitas terkemuka di inggris:  Imperial College and Cambridge University.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun