Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Celotehan Ibu, Faktor Utama Perkembangan Kognitif pada Anak

8 Juli 2016   12:44 Diperbarui: 6 Januari 2023   17:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jadi, peran orangtua sangat penting disini agar anak mampu menyerap makna kata secara benar dan mendapat stimulasi dengan baik. Yang lebih penting pada tahapann umur ini, bayi akan mudah belajar dengan menggunakan objek secara langsung dengan cara menunjuk dan isyarat tertentu tentang objek yang dilihat. Disini bayi belajar menamai objek berupa benda, binatang, tumbuhan dan lainnya. Jika ingin anak cepat mengingat nama benda maka gunakan objek sebagai mediator dan gunakan isyarat sangat berinteraksi. 

3. Umur 18-36 bulan : Bayi Mulai Memahami bahasa Verbal dengan baik

Kemampuan verbal dan kognitif berkembang di tahapan ini. Orangtua dianjurkan mengajak anak berbicara lebih menanatang dengang menggunaka kata "Apa" dan "Dimana". Anak pada tahapan umur ini sudah mampu berinteraksi dengan bahasa yang lebih sulit. Ibu dapat mengajukan pertanyaan yang dapat menstimulus otak anak dengan pertanyaan yang mengarah pada jawaban responsif. Dan hal penting lainnya adalah memberikan kesempatan pada anak untuk menjawab sebelum mengajukan pertanyaan yang lain (take-turn coversation)

4. Umur 36 Bulan ke atas : Bayi Memahami Struktur bahasa (Grammar)

Nah, di umur ini anak sudah paham tentang masa lalu dan masa depan. Artinya, anak bisa mengaitkan kejadian kemarin yang sudah berlalu dan sesuatu yang akan terjadi esok hari. Disinilah orangtua dianjurkan membacakan cerita ke anak mengaitkan hal-hal berdasarkan tahapan kejadian sehingg a kemampuan berbahasa anak akan lebih terasah dan jumlah kosakata akan meningkat otomatis. 

Orangtua bisa mengajak anak membahas topik tertentu dan meminta anak menjelaskan, misalnya, kenapa ketika banjir orang harus mengungsi, sehingga anak belajar untuk mengetahui sebab akibat melalui alasan yang logis. Pada tahapan ini anak baru bisa diajak berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan "kenapa" dan "bagaimana". Dan perlu diingat, jawablah pertanyaan anak dengan jelas dan tidak bermakna ambigu. 

Misalkan anak bertanya, kenapa ketika hujan air bisa tergenang? maka carilah jawaban yang membuat anak paham dengan baik, seperti memberikan perumpaan air dari kran yang di tampung di ember maka akan berkumpul banyak jika tidak ada lobang yang membuat air keluar, sama seperti kemampuan tanah meyerap air membuat air tidak tergenang. Anak diumur ini akan mulai banyak bertanya dan orangtua perlu bersabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan jawaban yang logis agar anak mampu menyerap informasi dengan baik dan merespon dengan baik pula.

Nah, sekarang kita sudah mengetahui kapan dan dimana kita bisa mengajak anak berbicara sesuai kemampuannya menyerap informasi. Pastikan tidka mengajak anak berbicara berlebihan di umur-umur awal paska kelahiran. Komunikasi orangtua dan anak adalah kunci utama seorang anak dapat berkembang dengan baik. Jika anda punya anak jangan menyepelekan komunikasi walaupun hanya sebentar. Ingat! anak yang banyak berinteraksi dengan orangtua akan condong lebih sukses secara sosoal dan emosional. 

Let's talk and interact! 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun