Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Anak Berbohong?

12 Mei 2016   12:41 Diperbarui: 12 Mei 2016   12:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam istilah Inggris ada pepatah yang berbunyi,  Apple doesn't fall far from the tree. maknanya adalah buah tak akan jatuh jauh dari pohon.  Ungkapan ini menjadi sebuah perumpamaan bahwa jika ingin melihat siapa orang tua maka lihatlah anaknya. Kebiasaan orang tua akan menjadi cermin bagi sang anak.  Jika dalam kehidupan keseharian anak melihat hal-hal baik maka ini akan menjadi contoh bermanfaat yang nantinya menjadi nilai (values) yang melekat pada anak.  Sebaliknya,  jika orangtua berperilaku buruk maka nilai buruk lah yang akan melekat dalam kepribadian si anak. 

Tanpa disadari tidak sedikit orangtua yang tanpa sadar mendidik anak untuk berbohong. Pola asuh ayah dan ibu yang salah akhirnya membawa efek buruk buruk bagi anak. Sebagai contoh,  ketika sang anak menangis banyak orang tua yang secara spontan berjanji sesuatu kepada anaknya dengan tujuan agar anaknya diam. Atau ketika anak bertingkah tidak baik/rewel maka orang tua kerap menjanjikan  sesuatu dengan tujuan si anak bisa diam dan patuh.  Apakah dengan cara seperti ini orangtua sudah mendidik anak? TIDAK. 

Pola asuh seperti ini adalah gerbang masuknya ilmu yang salah dan membentuk nilai moral yang negatif.  Pada saat orangtua berjanji sesuatu kepada anak disinilah anak belajar hukum sebab-akibat. Jika saya diam maka saya dapat sesuatu. Parahnya,  banyak sekali orangtua yang menganggap ini sebagai hal biasa saja,  lantas mereka tidak menepati janji yang sudah diucapkan.  Akhirnya anak mulai memahami bahwa  berjanji dan tidak menepati adalah wajar. Ini menjadi awal mula anak belajar berbohong dari orangtua. 

Menawarkan sesuatu berupa hadiah bagi anak memang keliatan ampuh dan sangat efektif. Anak akan menurut karena diberikan syarat. Meskipun demikian,  sisi negatif yang didapat anak adalah nilai moral yang negatif.  Jika ingin menanam nilai moral yang bagus maka ajari anak melakukan sesuatu karena sebab, bukan untuk karena hadiah.  

Sebagai contoh,  ketika anak berisik disaat orangtua bekerja dirumah, jelaskan ke anak bahwa ribut adalah tindakan tidak baik apabila orang lain sedang bekerja. Kalau ingin memberi hukuman berilah hukuman yang memberi pelajaran moral seperti kurangi jajan di sekolah jika terlambat bangun pagi. Dengan ini anak belajar konsekuensi terhadap sikap perilaku mereka sendiri. 

Libatkan anak dalam hal membersihkan rumah.  Ajak anak untuk menyapu dan cuci piring bersama.  Beri mereka contoh dengan melakukannya bersama dan jelaskan apa pentingnya menyapu dan cuci piring bagi mereka.  Dengan ini anak mengerti apa yang mereka lakukan dan manfaat yang mereka dapat sekaligus nilai moral yang akan mereka tanam sampai besar nanti. Kadangkala orangtua terlalu cepat marah dan tidak bisa mengontrol emosi ketika anak tidak mau membantu pekerjaan rumah. Banyak orangtua yang berharap anak dapat meniru langsung dan berbuat tanpa dituntun.  Ini adalah pola pikir yang salah jika ingin mendidik anak. 

Seorang anak akan melihat terlebih dahulu baru kemudian menyerap informasi kedalam otak.  Anak dibawah 7 tahun belum bisa membedakan mana baik dan buruk dikarenakan sistem filter belum bekerja maksimal.  Makanya penting bagi orangtua menanam nilai moral dari umur 1 sampai 7 tahun. Ajak anak melakukan sesuatu yang positif dan jangan lupa arahkan mereka untuk memahami mana yang layak dilakukan dan mana yang harus dihindari.  Hindari mendidik anak dengan emosi karena akan memberikan bekas buruk bagi anak.  INGAT... Anak meniru apa yang ia lihat.  

Ketika mendidik anak jangan pernah memberikan harapan jika kita tidak sanggup merealisasikannya.  Jangan berjanji jika tak mampu menepatinya. Jika ini tidak diperhatikan seksama oleh orangtua maka anak akan melakukan hal yang sama ketika besar.  Nilai moral berasal dari perilaku orangtua ketika berinteraksi dengan anak.  Apa yang dilihat anak otomatis menjadi pelajaran. Jika ingin anak yang sopan dan baik,  maka bertutur kata yang baiklah dengan ya.  Jika ingin anak yang jujur, maka jangan berbohong kepadanya. 

INGAT. Orangtua adalah cerminan bagi anak. 

It is what you show to your children that matters than what you want them to do. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun