Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013 Indonesia VS Kurikulum Finlandia

25 November 2012   13:54 Diperbarui: 4 April 2017   18:15 4357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

menerapkan kurikulum dari negara maju sah-sah saja selama diterapkan dengan benar dan tepat sasaran. namun dari itu apakah kita siap mengadopsi sistem negara maju yang mereka memang kondisi pendidikan didukung baik oleh sarana dan prasarana dan guru yang memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang baik. sementara di Indonesia, secara kasat mata kita bisa melihat bahwa pendidikan kita sama sekali belum merata. Di desa dan di kota sangat berbeda dari segi fasilitas, guru dan lingkungan. jadi jelas kompetensi gurunya berbeda dan sistem pembelajarannya juga akan berbeda.

Dalam hal fasilitas kita masih tertingga jauh dengan negara maju seperti Finlandia. yang saya maksud disini adalah fasilitas sekolah untuk mendukung kegiatan belajar. termasuk laboratorium bahasa, sains dan lainnya. tanpa fasilitas yang memadai sangat sulit untuk menelurkan siswa yang berprestasi dibidangnya. terlebih jika kita berbicara dengan sekolah-sekolah di pinggiran desa yang jauh dari kata wajar dan bahkan jarang mendapat bantuan, dikunjungipun hampir tidak pernah. jadi siapkah mereka memulai kurikulum baru ini.

Guru juga memiliki peran aktif dalam hal menjalankan kurikulum ini. sosialisai tentang kurikulum 2013 ini sangat penting agar guru tidak mengalami "serangan jantung" tiba-tiba. tanpa pengetahuan yang cukup maka guru tidak akan bisa mengaplikasikan kurikulum baru ini. terlebih lagi dalam kurikulum baru ini guru dituntut lebih mandari dan aktif menciptakan bahan. disini guru dituntut melakukan tiga hal yaitu Guide, teach, explain. guru diharapkan dapat membimbing siswa, mengajarkan mereka dan menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. jadi tidak sebatas mengeluarkan isi buku dan dimasukkan ke kepala siswa, tetapi peran aktif guru lebih dituntut untuk menuntun siswa mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapat di sekolah.

Keterlibatan pihak ketiga seperti orang tua juga harus dipikirkan kedepan. jadi tidak hanya sebatas belajar di sekolah dan selesai. orangtua harus diajak terlibat dengan pendidikan anak agar mereka mengerti akan apa yang dibutuhkan anak. dalam hal ini pihak sekolah memiliki peran menghubungkan orangtua dan guru sehingga bakat anak bisa tersalurkan dengan tepat. orangtua tentu mengetahui bakat anak lebih baik dari guru jadi tugas orangtua adalah berkoordinasi dengan guru melalui keterlibatan dalam evaluasi. nantinya ini bisa menjadi masukan bagi guru dan juga pemerintah dalam hal evaluasi kurikulum.

Akhirnya saya berharap pemerintah dapat lebih terbuka dalam hal perubahan kurikulum dengan melibatkan siswa, guru dan masyarakat. karena pada hakikinya merekalah yang lebih berperan dalan hal pendidikan karena mereka lebih tahu dengan pengalaman dilapangan. semoga kurikulum 2013 akan lebih baik dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun