"Kamu terlalu gemuk" "kurus banget, ga makan-makan ya?" "kok kulitnya kusam banget sekarang?" "abis berjemur ya? kulitnya jadi gelap gitu" "makanya cuci muka, biar ga jerawatan" "coba disisir deh rambutnya biar keliatan lebih rapih"
Growing up I can't find someone who looks like me on Tv,Â
kebanyakkan model dalam iklan yang kita lihat dari tv memiliki badan tinggi, langsing, kulit putih-bersih, rambut lurus-panjang, dengan fitur-fitur wajah yang "proporsional", mata ga terlalu belo/sipit, hidung ga terlalu mancung/pesek,dan bibir yang ga terlalu tebal/tipis. Hal ini secara ga langsung membuat alam bawah sadar kita berfikir bahwa untuk dibilang"cantik" ya layaknya seperti model-model iklan tersebut.
Lalu terbesit di pikiran, sebenernya siapa sih yang mencetuskan konsep "kecantikan" seperti itu?
Apa dari kontes-kontes kecantikan macam Miss Universe yang  sudah berlangsung lebih dari setengah abad?
atau memang budaya kita yang terlalu mengagung-agungkan penampilang orang Barat yang memang sudah warisan genetik nenek moyangnya?
Dr Brendan Zietsch, ahli genetika perilaku evolusioner dalam wawancaranya dengan media ABC News mereferensikan sebuah studi di mana sekelompok orang yang tidak pernah berhubungan dengan dunia Barat dan orang-orang dari AS, diperlihatkan foto wajah dari kedua lingkungan tersebut.Â
Dan hasilnya menunjukkan sangat tumpang tindih dalam cara mereka menilai kecantikan. Lebih lanjut Dr Brendan menyatakan "Idenya pada dasarnya adalah bahwa daya tarik fisik mencerminkan semacam kualitas yang mendasari, mungkin kualitas genetik". Â (Sumber) Namun hal ini masih belum bisa menjawab rasa penasaran saya.
Adapun jika dilihat dari histori, industri kecantikan Barat mulai memasarkan produknya pada tahun 1950an sejalan dengan perkembangan televisi. Dengan menggunakan artis-artis kulit putihnya menjadi model iklan, tidak butuh waktu lama sampai "kecantikan orang Barat" ini mendunia, mungkin hal ini lah yang menjadi permulaan kiblat kecantikan hadir di tengah masyarakat.
But that was very 2000s
Tahun 2021 media beralih meninggalkan televisi ke youtube, instagram, tiktok, dan lain-lain.Â
Sudah tidak jarang kita melihat beragam model dengan kecantikannya sendiri masuk ke dalam pemasaran industri kecantikan. Mulai dari yang minus hingga plus size models, dari yang warna kulit paling terang hingga gelap, rambut yang lurus, keriting, atau berhijab, bahkan sampai dengan model dengan kelainan warna kulit tertentu kini ikut meramaikan media produk-produk kecantikan. Tak jarang sebuah brand menampilkan sosok laki-laki atau trans sebagai representasi produknya.
cantik itu relatif
Gak seharusnya kita memaksakan perubahan penampilan diri kita hanya semata-mata untuk masuk ke dalam "beauty standard" yang sejatinya fana dan cuma ilusi semata. Cantik adalah ketika kamu menerima apa adanya diri kamu dan percaya diri akan hal tersebut, there is no such thing as perfection in this world. Kalau kata mba Beyonce dalam lagu pretty hurts nya "Perfection is a disease of a nation".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H