Mohon tunggu...
Masyitah
Masyitah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sosiologi

penulis merupakan mahasiswi dari Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung pinang, Kepulauan Riau.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiolog Melihat Peran Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja di Masyarakat Perkotaan

8 Desember 2021   12:07 Diperbarui: 11 Desember 2021   21:26 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga adalah lembaga pertama yang akan memberikan status pertama bagi seorang individu, apakah ia termasuk golongan rakyat biasa atau bangsawan, ia termasuk kelas bawah atau kelas atas itu tergantung pada status keluarganya. keluarga merupakan kumpulan individu-individu yang saling berhubungan dan saling berkaitan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, Serta Keluarga juga diposisikan sebagai tempat hidup sekaligus menjadi tempat sosialisasi pertama bagi individu sebelum ia menjadi anggota masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Didalam Keluarga inti biasanya terdiri dari ayah, ibu serta anak-anak. Atau jika melihat keluarga dari ruang lingkup yang lebih luas itu seperti adanya nenek, kakek, paman, bibi, keponakan, ayah, ibu, dll.

Berikut ini fungsi keluarga antara lain;

  • Sebagai fungsi reproduksi. Fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi pemenuhan kebutuhan biologis. Reproduksi digunakan untuk menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat. Setiap individu menginginkan memiliki keturunan untuk meneruskan budaya, nilai, serta statusnya.
  • Fungsi psikologis. Fungsi ini dimaknai sebagai tempat untuk menyalurkan kasih sayang antar anggota keuarga, menyalurkan perhatian. Keluarga juga sering menjadi tempat untuk menuangkan perasaan ketika seseorang sedang dilanda sebuah masalah, atau ketika seseorang sedang mengalami perisiwa yang sangat menyenangkan. Memberikan rasa aman, nyaman pada keluarganya.
  • Fungsi sosial. Sebagai tempat sosialisasi pertama bagi anak. Anak akan menerima nilai-nilai dan peran-peran sosial pertama kali di dalam lingkungan keluarga. Anak akan mengenal peran, tugas dan kewajibannya sebagai seorang anak. Selain itu, keluarga juga berfungsi sebagai mekanisme atau alat untuk melakukan mobilitas sosial. Mobilitas ini lebih pada mobilitas sosial antar generasi. Selain mempertahankan atau meneruskan status orang tuanya, anak juga dapat meningkatkan status keluarganya.
  • Fungsi ekonomi. Keluarga menjadi unit produksi. Artinya, anggota keluarga dapat difungsikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika setiap anggota keluarga terlibat dalam kegiatan ekonomi.  
  • Fungsi pendidikan. Keluarga difungsikan untuk menyalurkan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan yang nantinya akan digunakan ketika sang anak beranjak dewasa.

Selanjutnya pengertian remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan Penyesuaian pola pikir serta tingkah laku yang sebelumnya minim akan penalaran kemudian transisi ke pola pikir serta tingkah laku yang bisa diterima oleh akal sehat. Remaja merupakan masa-masa produktif serta pribadi yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap suatu hal. Semua hal yang belum ia ketahui secara tidak langsung akan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam naluri-Nya.

Syarat untuk terciptanya keluarga yang harmonis didalam ruang lingkup keluarga bukan hanya sekedar terpenuhi semua kebutuhan berupa sandang,pangan dan papan belaka, karena jika materi tersebut yang menjadi patokan sebagai ukuran kebahagian didalam keluarga maka kebahagiaan tersebut tidak lah berlangsung lama bahkan jika sewaktu-waktu terjadi masalah pada perekonomian keluarga, mereka akan acuh dan sulit untuk berkontribusi antar anggota karena terdoktrin dengan kepribadian yang dipenuhi ego yang sudah melekat didalam diri masing-masing, bahkan menyebar bagaikan virus yang memakan mangsanya, ini merupakan bentuk kekawatiran yang mungkin saja bisa terjadi apabila prinsip ini terus ditanamkan.

Untuk itu,  didalam lingkungan keluarga sangat perlu yang namanya perasaan cinta, sayang dan perhatian yang tulus tertanam didalam diri masing-masing individu didalam keluarga. melalui penyaluran tersebut maka anggota keluarga terutama remaja (anak) akan merasa dianggap keberadaanya dan merasa diharapkan kesuksesan-Nya. Namun rasanya peran dari keluarga terhadap remaja dimasyarakat khususnya didaerah perkotaan makin kesini mulai mengalami kelunturan, Pasalnya masyarakat didaerah perkotaan yang nota bane memiliki pribadi (orangtua) yang aktif serta produktif dalam merajut karirnya masing-masing.  sehingga terkadang mereka terlupa akan peran mereka sebagai orangtua semakin lama mulai terabaikan.

Dan kemudian dari segi pola asuh keluarga terhadap remaja, orangtua menganggap bahwa usia remaja merupakan usia yang sudah matang, dengan begitu mereka cendrung memberikan kebebasan yang lebih besar kepadanya. Adakalanya pemikiran seperti ini menjadi pengaruh positif bagi kehidupan anak. Bahwasanya anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, memiliki jiwa yang kreatif, serta bisa mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Namun, dari sisi lain jika remaja terlalu diberikan kebebasan yang teramat, justru akan bisa mempengaruhi sesuatu yang buruk dan bahkan melalui pembebasan yang diberlakukan oleh keluarga (orangtua) terhadap remaja, maka akan membuat remaja mudah untuk terjerumus ke dalam perbuatan dan pengaruh negative (kenakalan remaja). Seperti pernyataan yang disampaikan Hurlock (1999) bahwa kenakalan remaja merupakan tindakan pelanggaran hokum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam penjara.

Dari analisa kenakalan remaja tersebut dapat penulis kaitkan dengan salah satu teori sosiologi structural fungsional yaitu adanya peran dan fungsi yang tidak berjalan sehingga untuk mencapai keteraturan sosial tidak tercipta. Faktor penyebab remaja nakal itu seperti pada masalah kurangnya pendampingan dari orang sekitarnya dan orang yang memiliki hubungan erat dengan-Nya. seperti kita lihat remaja diluar sana banyak sekali yang memiliki kepribadian yang minim. Sebagai contoh, Seorang remaja tidak sungkan untuk melakukan tindakan yang konyol bahkan sampai kriminal seperti berbohong, mencuri, begal, membunuh, pengguna narkoba, pengedar narkoba dan masih banyak lagi. ini jelas bahwa anak tersebut tidak mendapatkan perhatian secara khusus dari orang tua dan cendrung pribadi tersebut lahir dari lemahnya psikis seperti kasus broken home. Dengan begitu remaja akan memilih untuk hidup secara personal dan bahkan pergi mencari kesenangan dan kenyamanan bersama teman yang berada pada nasib yang sama dengan-Nya.

Namun, dari sis lain juga faktor penyebab anak menjadi nakal (kenakalan remaja) tidak serta merta kurangnya perhatian, kasih sayang dari keluarga. Adakala dimana orang tua bahkan memiliki pekerjaan yang padat, namun dengan pekerjaan tersebut tidak membuat ia lupa akan peran dan fungsinya sebagai orangtua. Mereka tetap memberikan kewajiban, hak serta perhatian yang sangat besar bagi anggota keluarganya. Akan tetapi anak tersebut masih saja melakukan hal-hal yang immoral. Ini biasanya tumbuh dari diri individu tersebut melalui perantara dari lingkungan sekitar (teman sepermainan dsb) yang memiliki “perilaku negative” yang membuat moral anak semakin mengikis dan juga  faktor pendorong bagi remaja cendrung berperilaku sama dengan sejawatnya.. 

Dapat kita simpulkan bahwa peran dari orang tua bagi perkembangan remaja seperti penggalan diatas sejatinya tidak berjalan, remaja merupakan masa yang sangat membutuhkan perhatian, cinta dan kasih sayang oleh orang tuanya, namun efek dari ketidakseimbangan orangtua terhadap karir dan keluarga secara tidak langsung dapat menghambat tersalurnya  peranan tersebut, dengan demikian membuat anak mengambil tindakan sesukanya. sementara remaja teramat sangat memerlukan peranan dari keluarga (orangtua) baik itu pendampingan bersifat internal maupun eksternal. Secara tidak langsung akan berdampak pula bagi perkembangan fisik serta psikis-Nya. Melalui peran dari keluarga akan membuat remaja bisa mengetahui dan mengerti akan kasih sayang yang tulus dari keluarga serta ia akan merasa bahwa diri-Nya berharga. Dari pergaulan lingkungan juga mempengaruhi diri kita (remaja) bagi perkembangan kedepan, maka dari itu hendaknya kita bisa memilih lingkungan yang baik serta bisa membawa diri pada hal-hal yang bermanfaat, sebisa mungkin hindari lingkungan yang dapat menjerumuskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun