Mohon tunggu...
Masyita Crystallin
Masyita Crystallin Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonom Senior dan Pakar Ekonomi Hijau

Masyita Crystallin adalah Partner at Systemiq and Head of Asia Pacific Sustainable Finance and Policy. Ia juga menjabat sebagai Co-chair Deputy of Coalition of Finance Minister for Climate Action. Berbekal pengalaman sebagai Staf Khusus Menteri Keuangan RI, Kepala Ekonom di Bank DBS Indonesia dan ekonom Bank Dunia, Masyita telah memainkan peran strategis dalam perumusan kebijakan fiskal dan makroekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, ia juga berperan sebagai Dewan Komisaris Indonesia Financial Group (IFG) yang merupakan holding asuransi, penjaminan dan pasar modal. Masyita menyandang gelar PhD dari Claremont Graduate University. Ia ingin memberikan sumbangsih pada kebijakan ekonomi Indonesia termasuk ekonomi dan aksi iklim global.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Energi: Kunci Transformasi Ekonomi Berkelanjutan

13 Januari 2025   09:25 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:22 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Transisi ke Energi Bersih (Sumber: Freepik/Pasta Design)

Dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks, swasembada energi menjadi strategi utama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Konsep ini menekankan kemampuan negara untuk memenuhi kebutuhan energinya tanpa bergantung signifikan pada impor, namun tetap memastikan keseimbangan nilai ekspor dan impor, untuk menjaga stabilitas pasar.

Menjadi Net Exporter Energi

Indonesia perlu memprioritaskan untuk menjadi net exporter energi, khususnya sumber daya terbarukan, bersamaan dengan mengurangi secara signifikan ketergantungan pada impor minyak mentah, bahan bakar, dan LPG. Transisi menjadi net exporter energi terbarukan menjadi langkah strategis untuk memperkuat tulang punggung ekonomi sekaligus meningkatkan daya saing global. 

Investasi Energi Bersih dan Infrastruktur Modern

Ketergantungan pada energi fosil memiliki risiko besar, termasuk penurunan minat investor global yang kini lebih fokus pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Investasi pada energi bersih menjadi pondasi dan solusi bagi infrastruktur modern yang lebih berkelanjutan serta menarik minat industri dengan tuntutan emisi karbon rendah.

Diversifikasi Sumber Energi 

Indonesia memiliki potensi besar dalam diversifikasi sumber energi, seperti biofuel, hidrogen, dan anomia. Di samping itu, terdapat peluang ekspor yang menjanjikan dari sumber daya seperti kelapa sawit dan limbah pertanian sebagai bahan baku utamanya. Terdapat global demand yang besar terhadap bahan baku berkelanjutan, terutama dari Singapura untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF), bioenergi seperti biodiesel dan bioetanol.

Baca juga: Mempercepat Reformasi Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Elektrifikasi Ekonomi dan Bauran Energi Rendah Karbon

Elektrifikasi ekonomi menjadi kunci dalam transisi energi. Negara-negara maju telah mempercepat elektrifikasi dengan target 60-70% bauran energi rendah karbon. Saat ini beberapa negara maju seperti Cina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat telah memiliki bauran energi masing-masing sebesar 28%, 23%, dan 21%. Sedangkan Indonesia stagnan di angka 15-16%. Transformasi ini harus menjadi prioritas untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi secara bertahap.

Baca juga: Surplus USD 5,9 Miliar: Momentum Penguatan Ekonomi Nasional

Mengatasi Tantangan Logistik Distribusi Energi

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, terdapat tantangan logistik dalam distribusi energi. Perlu adanya pendekatan inovatif seperti mengalihkan bahan bakar dari crude oil ke feedstock yang lebih bersih seperti hidrogen atau biomassa. Dengan integrasi teknologi modern, langkah ini dapat membantu penurunan emisi karbon secara signifikan.

Baca juga: Menyongsong Pertumbuhan Ekonomi 8% di Indonesia, Mungkinkah?

Transformasi Energi untuk Daya Saing Global

Swasembada energi bukan hanya tujuan ekonomi, tetapi juga langkah strategis menuju keberlanjutan. Indonesia dapat memimpin dalam transformasi energi dan daya saing global dengan memanfaatkan energi terbarukan, mempercepat transisi energi, dan mendorong diversifikasi sumber daya.

Baca juga: Menimbang Untung-Rugi Indonesia Gabung BRICS dari Sudut Ekonomi Hijau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun