Mohon tunggu...
Masyita Crystallin
Masyita Crystallin Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonom Senior dan Pakar Ekonomi Hijau

Masyita Crystallin adalah Partner at Systemiq and Head of Asia Pacific Sustainable Finance and Policy. Ia juga menjabat sebagai Co-chair Deputy of Coalition of Finance Minister for Climate Action. Berbekal pengalaman sebagai Staf Khusus Menteri Keuangan RI, Kepala Ekonom di Bank DBS Indonesia dan ekonom Bank Dunia, Masyita telah memainkan peran strategis dalam perumusan kebijakan fiskal dan makroekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, ia juga berperan sebagai Dewan Komisaris Indonesia Financial Group (IFG) yang merupakan holding asuransi, penjaminan dan pasar modal. Masyita menyandang gelar PhD dari Claremont Graduate University. Ia ingin memberikan sumbangsih pada kebijakan ekonomi Indonesia termasuk ekonomi dan aksi iklim global.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Libur Akhir Tahun: Momentum Optimalisasi Pariwisata untuk Ekonomi Inklusif

27 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 28 Desember 2024   08:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur akhir tahun membuka peluang besar untuk memperkuat sektor pariwisata Indonesia sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

Data Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara pada Oktober 2024 mencapai 1,19 juta, meningkat 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y).

Momentum ini tidak hanya memberikan dampak pada aktivitas wisata domestik dan internasional, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal dengan nilai mencapai USD 12,69 miliar.

Strategi Pertumbuhan Berkelanjutan

Pariwisata memiliki keunggulan dalam memadukan berbagai jenis sektor seperti pertanian, manufaktur, dan jasa dalam satu kesatuan.

Stimulus investasi yang terarah pada sektor-sektor tersebut yang terintegrasi dengan pengembangan produk lokal mampu menciptakan lapangan kerja massal serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Hasil simulasi menunjukkan, setiap investasi Rp 1 triliun dapat menciptakan 200.000 hingga 300.000 lapangan pekerjaan.

Pada sektor pertanian, investasi Rp 1 triliun pada 12 komoditas utama berpotensi menciptakan lebih dari 2,7 juta lapangan kerja dan meningkatkan PDB sebesar 0,09%.

12 komoditas utama seperti rumput laut, karet, kopi, kelapa sawit, ubi kayu, tebu, padi, Hasil Pemeliharaan Hewan lainnya; Jasa Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Unggas dan Hasil-hasilnya; Hasil Perkebunan Lainnya; Ternak dan Hasil-hasilnya kecuali Susu Segar.

Pada Sektor jasa, investasi Rp 1 triliun pada 13 komoditas dapat menciptakan hingga 3,2 juta lapangan kerja, dengan peningkatan PDB 0,099%. Investasi pada 13 komoditas seperti jasa Pendidikan Pemerintah; Jasa Lainnya; Jasa Dana Pensiun; Jasa Pemerintahan Lainnya; Jasa Kesehatan Pemerintah; Jasa Angkutan Rel; Jasa Pemerintahan Umum; Jasa Pendidikan Swasta; Jasa Keuangan Perbankan; Jasa Lembaga Keuangan Lainnya; Perdagangan Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Makan dan Minum; serta Jasa Persewaan dan Jasa Penunjang Usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun