Bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan sudah sangat sering diberitakan. Bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang, minuman beralkohol bisa merusak organ tubuh dan menyebabkan kecanduan. Bahkan, tidak jarang juga terjadi keracunan alkohol yang bisa berakibat fatal.
Banyak orang mengonsumsi minuman beralkohol agar merasa lebih tenang atau lebih mudah tidur. Namun, berbagai manfaat minuman beralkohol tersebut hanya bisa diperoleh jika Anda mengonsumsinya secara bijak, yaitu dalam jumlah yang tidak berlebihan dan tidak terlalu sering.
Batasan jumlah konsumsi minuman beralkohol yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 1--2 gelas untuk pria dan 1 gelas untuk wanita dalam sehari. Jika diminum melebihi batas tersebut, bahaya minuman beralkohol dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, terutama kerusakan organ hati.
Sirosis adalah kondisi ketika organ hati telah dipenuhi dengan jaringan parut dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Jaringan parut ini terbentuk akibat penyakit liver yang berkepanjangan, misalnya karena infeksi virus hepatitis atau kecanduan alkohol.
Infeksi virus atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mencederai hati secara perlahan. Normalnya, hati akan memperbaiki cedera tersebut dengan membentuk jaringan parut. Namun, jika kerusakan terus berlanjut atau ada kelainan pada hati, jaringan parut yang terbentuk akan makin banyak sehingga mengganggu fungsi hati.
Bila terjadi selama bertahun-tahun, sirosis bisa menyebabkan gagal hati. Karena hati adalah organ yang sangat vital bagi tubuh, gagal hati akan sangat berbahaya bagi seseorang, bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun, jika penyebabnya diobati, perkembangan sirosis dapat dihentikan atau diperlambat.
- Penyebab Sirosis Penyakit Liver
Sirosis disebabkan oleh penyakit liver yang terjadi dalam jangka panjang (kronis). Seseorang dapat menderita sirosis akibat salah satu atau beberapa kondisi di bawah ini:
- Berat badan berlebih
- Infeksi hepatitis B dan hepatitis C
- Perlemakan hati
- Kecanduan alkohol
- Penyakit hepatitis autoimun
- Penumpukan zat besi di dalam tubuh
- Penumpukan logam tembaga di organ hati
- Penyakit cystic fibrosis
- Penyumbatan atau kerusakan pada saluran empedu atau atresia bilier
- Infeksi, misalnya sifilis dan brucellosis
- Efek samping obat, seperti isoniazid dan methotrexate
- Gejala Awal Penyakit Sirosis Hati
Pada tahap awal, sirosis tidak menimbulkan gejala apa pun. Hal ini karena masih banyak sel hati yang berfungsi normal, meski ada sebagian yang sudah menjadi jaringan parut. Namun, seiring bertambahnya kerusakan hati, penderita akan mengalami gejala berikut:
- Lemas
- Perut kembung
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Hilang nafsu makan
- Berat badan menurun
- Telapak tangan memerah
- Muncul tanda seperti sarang laba-laba di kulit
Bila sirosis makin parah, penderitanya dapat mengeluhkan gejala berupa:
- Perut membesar (asites)
- Kaki membengkak (edema)
- Mudah memar
- Peyakit kuning dan gatal-gatal
- BAB berdarah (melena) dan muntah darah
- Bicara kacau dan hilang kesadaran
Asites dan edema disebabkan oleh kadar albumin rendah (hipoalbuminemia) pada sirosis. Hal ini karena liver yang rusak sudah tidak dapat lagi memproduksi albumin secara optimal.
- Diagnosis Sirosis
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sirosis awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Pada penderita penyakit liver kronis, dokter dapat mendeteksi sirosis lebih awal dengan melakukan pemindaian secara berkala, salah satunya dengan fibroscan.
Bagi pasien yang telah muncul gejala, dokter akan menanyakan keluhan yang dirasakan. Dokter juga akan menanyakan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan penyakit yang pernah atau sedang diderita.
Selanjutnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan dengan menekan perut pasien, untuk mendeteksi apakah terdapat nyeri di perut atau cairan di dalam rongga perut. Jika pasien dicurigai menderita sirosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini:
- Tes darah
Jenis tes darah yang dilakukan adalah uji fungsi hati (seperti SGOT, SGPT, bilirubin, dan albumin). Tes darah juga dapat memberitahu dokter mengenai virus hepatitis penyebab siroris atau status pembekuan darah yang menjadi tanda sirosis. - Pemindaian
Pemeriksaan secara visual dengan USG, CT scan, MRI, atau fibroscan, dapat dilakukan untuk memeriksa kerusakan pada organ hati. - Biopsi organ hati
Pemeriksaan sampel jaringan hati akan dilakukan jika metode lain belum dapat memastikan sirosis. Melalui biopsi, dokter bisa mengetahui jika kerusakan pada organ hati disebabkan oleh kondisi selain sirosis. - Gastroskopi
Gastroskopi digunakan dokter untuk melihat pelebaran pembuluh darah di kerongkongan (varises esofagus) yang berisiko pecah dan menyebabkan muntah darah.
- Pengobatan Sirosis Hati
Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah dan mengatasi gejala yang muncul. Pengobatan untuk meredakan gejala dapat dilakukan dengan:
- Mengonsumsi makanan rendah garam dan tablet spironolactone, untuk mengurangi kelebihan cairan di dalam tubuh
- Mengonsumsi propranolol, untuk mengurangi tekanan yang tinggi di dalam hati
- Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan mencegah pengeroposan tulang
- Menggunakan krim untuk mengatasi rasa gatal
- Mengikat pembuluh darah yang melebar di kerongkongan dan berisiko menimbulkan perdarahan dengan gastroskopi.
Penderita sirosis juga disarankan untuk selalu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan apa pun. Beberapa obat dapat memperberat kerja organ hati dan memperburuk gejala sirosis.
Selain meredakan gejala, penyebab yang mendasari sirosis juga perlu diatasi. Caranya dengan:
- Menghentikan konsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi obat antivirus untuk hepatitis
- Menurunkan berat badan pada pasien sirosis dengan obesitas
- Transplantasi Hati
- Jaringan hati yang sudah menjadi jaringan parut tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu, pasien yang kerusakan hatinya sudah parah dan fungsi hatinya sudah sangat menurun perlu menjalani cangkok hati atau transplantasi hati, yaitu prosedur untuk mengganti hati yang rusak dengan hati yang sehat dari pendonor.
- Sebelum menjalani cangkok hati, beberapa rangkaian tes akan dilakukan guna memastikan organ donor cocok dan kondisi penderita cukup baik untuk menjalani operasi.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dengan berbagai golongan terutama etanol (CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang mampu membuat peminumnya menjadi mabuk atau kehilangan kesadaran jika diminum dalam jumlah tertentu. Secara kimia alkohol adalah zat yang pada gugus fungsinya mengandung gugus -- OH. Alkohol diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung senyawa karbohidrat seperti gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian. Jenis serta golongan dari alkohol yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta proses peragian. Dari peragian tersebut akan didapat alkohol sampai berkadar 15% tapi melalui proses destilasi memungkinkan didapatnya alkohol dengan kadar yang lebih tinggi bahkan sampai 100%. Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:
- Golongan A; kadar etanol 1%-5% misalnya dan tuak dan bir
- Golongan B; kadar etanol 5%-20% misalnya arak dan anggur
- Golongan C; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodca.
Baik secara agama maupun hukum, penyalahgunaan alkohol (alkoholism) atau minuman keras sangat dilarang. Hal tersebut karena dampak negatif yang ditimbulkan oleh alkohol itu sendiri baik dari sagi kesehatan, sosial, keamanan. Walaupun telah dilarang, namun tindak penyalahgunaan alkohol tetap saja terjadi. Terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan seseorang menjadi alcoholic. Faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber pada diri seseorang, baik itu gen, keadaan psikologis yang tertekan, penyimpangan kepribadian, ataupun keadaan rendahnya tingkat rohani seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan individu itu sendiri, baik itu kerena keadaan ekonomi, pendidikan, budaya, latar belakang kehidupan, maupun kerana kurangnya pengaruh kontor sosial masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H