Mohon tunggu...
Mashadi
Mashadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda biasa yang ingin berbagi cerita.

Pemilik blog : Waskhas.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar ala Pesantren

9 Februari 2020   01:37 Diperbarui: 9 Februari 2020   02:05 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah Ustadz/Guru selesai membacakan kitabnya, biasanya Sang Guru akan memanggil Santri/Murid untuk maju kedepan kelas untuk membacakan kitab dengan materi yang akan dibahas. Maksudnya adalah membacakan kembali bacaan kitab minggu lalu atau pertemuan sebelumnya yang pernah dibacakan Ustadz/Guru. Disinilah point untuk membangun kepercayaan diri dari Santri/Murid itu sendiri.

Perlu diketahui membaca kitab ala santri tidak sekedar membaca saja seperti kita membaca buku pelajaran sekoalah umum dengan Bahasa Indonesia. Kita ketahui sebelumnya kitab yang dikaji disini menggunakan Bahasa Arab yang pada awalnya tidak berharokat sama sekali sebelum Guru nya lah yang membacakan (sama seperti awal masuk kelas-Guru membaca kitab). Artinya santri yang maju kedepan untuk membaca kitab tersebut harus membaca dengan benar sesuai harokat dan makna yang sama dengan bacaan Ustadz/Guru minggu lalu atau pertemuan sebelumnya.

Ingat, salah harokat berarti salah makna. Apabila sudah salah makna, nantinya ketika di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia akan mengandung arti yang salah. Salah makna akan berdampak salah penafsiran. Itulah pentingnya makna "memaknai" ala santri. Selain itu Santri yang sedang bertugas membaca akan selalu di tanya oleh Gurunya kedudukan setiap kata dalam bacaan kitabnya. Untuk mempermudah, maksud dari kedudukan kata seperti SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan) atau jika dibandingkan dengan pelajaran Bahasa Inggris berarti yang akan ditanyakan adalah Grammar nya. Kerena kitab disini adalah Bahasa Arab berarti yang tanyakan adalah Grammar Bahasa Arab.

Biasanya Ustadz/Guru akan memanggil Santrinya lebih dari satu orang untuk membaca, sehingga sebelum pelajaran dimulai Santri akan mempersiapkan bacaannya dan segala sesuatunya agar saat ditanya tidak diam saja. Santri/Murid dituntut untuk kreatif dalam memahami satu demi satu kata tiap kalimat yang dibaca. 

Setelah tiga atau empat orang selesai membaca, selanjutnya Ustadz/Guru akan memanggil giliran kelompok yang bertugas menerangkan materi hari ini atau materi yang dibacakan minggu lalu. 

Baik saya jelaskan sedikit, dalam setiap kelas akan dibagi beberapa kelompok kecil. Dimana setiap kelompok terdapat ketua dan wakilnya. Kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang tergantung jumlah Santri yang ada. Dari kelompok ini lah yang setiap harinya akan maju ke depan untuk menerangkan materi yang hari itu di jelaskan. Inilah point dari memberi kesempatan murid untuk mengajar dikelas.

Setiap kelompok bebas menunjuk siapa saja (tidak harus ketua atau wakil) yang akan membahas materi didepan kelas. Disitulah fungsi dari bacaan Ustadz/Guru di awal pertemuan, sehingga setiap Santri/Murid sudah mempunyai bahan dari diskusi untuk minggu depan atau pertemuan selanjutnya. 

Malam hari sebelum kelas dimulai, waktu setelah Sholat Isya setiap kelompok akan berkumpul untuk mendiskusikan materi yang akan dibahas untuk ke esokan harinya. Jadi selain pembahas atau yang maju untuk menerangkan, kelompok lain juga sudah memiliki dasar dari materi pembahasan. Sehingga saat masuk kelas, rata-rata setiap Santri sudah memegang pengetahuan masing-masih. Inilah point dari ajarkan lah kelas untuk berdiskusi, bukan hanya mendengar. 

Setelah kelompok pembahas selesai dengan meterinya, kelompok lain atau Santri lain akan mulai berdiskusi. Bahkan tak jarang, mereka akan membantah bahasan dari pemateri dengan membawa referensi lain. Diskusi akan lebih menarik ketika beberapa kelompok lain juga ikut tidak setuju atau malah membela pemateri dengan referinsi lain pula.

Dari diskusi itu Ustadz/Guru juga ikut berdiskusi atau kadang memancing dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat diskusi Santri semakin hidup. Sampai ketika sudah menemukan kesimpulan lah pada akhirnya diskusi berhenti atau jika antar kelompok sudah sama-sama bingung hingga akhirnya Ustadz/Guru lah yang memberikan penjelasan. 

Kelas berakhir maksimal adalah jam 12.00 WIB atau ketika suara lonceng berbunyi tanda Adzan Dzuhur tiba. Waktu pulang juga ditentukan dari pembahasan dikelas, kadang jam sebelas atau bahkan setengah sebelah siang pun sudah bisa pulang, setiap kelas berbeda waktu pulangnya. Satu hari itu, hanya satu pelajaran yang dibahas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun