* PENGERTIAN DISGUST
Disgust atau jijik adalah emosi yg terjadi dampak penampilan, bau, sesuatu yg dibenci, & tekstur tertentu. Rasa jijik seringnya  dialami sendiri saja namun acapkali pula disertai menggunakan emosi negatif lainnya misalnya rasa takut (Muris, Mayer, Borth, & Vos, 2013; Muris, Mayer, Huijding, & Konings, 2008), kecemasan (Viar-Paxton et al., 2015), & kemarahan (Nabi, 2002; Russell & Giner-Sorolla, 2013), & mungkin pula bergabung keadaan emosional lainnya.Respon insan terhadap jijik ini umumnya menggunakan berusaha menjauhkan diri atau menghilangkan hal yg dipercaya menjijikkan tersebut.
* IMPLIKASI DISGUSTTERHADAP PERKEMBANGAN SOSIALÂ
Penelitian sudah difokuskan dalam sejauh mana pengasuh mana yg berperan pada perkembangan ER & memberitahuakn bahwa kiprah berubah seiring saat lantaran anak sebagai lebih mahir mengatur emosi mereka sendiri. Akhirnya, akibat menurut kemampuan/ketidakmampuan buat mengatur emosi yg poly menciptakan perkembangan ER yg efektif & fleksibel adalah tugas mental yg mendasar. Rasa jijik terhadap seseorang bisa merusak ekspansi pengetahuan & kehidupan sosial. Di sisi lain, berempati menggunakan orang-orang yg tidak sinkron ini, misalnya bergaul bisa memberi manfaat, misalnya menciptakan persahabatan. Oleh lantaran itu, rasa jijik wajib dikendalikan & dihilangkan kecuali terdapat alasan & niat yg baik, dan risiko misalnya penyakit.
* PENGERTIAN SHAME
Menurut Tangney (1999) shame merupakan emosi menyakitkan yg umumnya disertai perasaan menjadi 'kecil', tidak berharga, dan ketidakberdayaan. Shame ini menyakitkan dan bisa berdampak negatif dalam peilaku interpersonal. Tinjauan psikologis mengartikan kata memalukan menggunakan emosi yg ada berdasarkan ketidaksadaran terhadap sesuatu yg tidak berharga, menggelikan, tidak pantas, aib, emosi terhadap konduite atau keadaan diri seorang (atau dalam orang yg mempunyai kehormatan) atau sedang berada pada situasi yg melanggar kesopanan (Gilbert, 2003:1).Â
Rasa memalukan ini bisa terjadi pada depan generik juga secara pribadi.
Malu adalah galat satu rasa sakit yg luar biasa & sangat negatif. apabila seorang mengalami memalukan dia mempunyai harapan buat bersembunyi, menghilang, atau mati. Ini adalah diri yg rusak disertai menggunakan peningkatan hormon kortisol (Gruenewald, Kemeny, Aziz, & Fahey, 2004:Lewis & Ramsay, 2002).
*PERBEDAAN SHAME DAN EMBRASSMENT
Membedakan antara emosi seperti rasa malu dan rasa bersalah tetap menjadi masalah. Dua jenis rasa bersalah  tampaknya menunjukkan perbedaan antara rasa bersalah dan rasa malu, tetapi mengingat literatur klasik psikoanalitik, lebih banyak perhatian diberikan pada rasa bersalah daripada rasa malu.Â
Malu, katanya relatif tenang. Perbedaan kekuatan dapat diakibatkan oleh sifat standar, aturan, atau tujuan yang gagal. Beberapa kriteria kurang lebih berhubungan dengan inti diri. Bagi sebagian orang, tidak mengemudi tidak sepenting tidak membantu seseorang. Menjadi tidak penting dan tidak mengikuti standar, aturan, dan tujuan inti menciptakan lebih banyak rasa malu daripada rasa malu. Teori Darwin membutuhkan pendekatan bertahap untuk perubahan yang dibawa oleh keuntungan adaptif di mana beberapa perbedaan lebih unggul dari yang lain, jadi dia menemukan hubungan antara perilaku hewan dan manusia.
* IMPLIKASI SHAME TERHADAP PEKEMBANGAN SOSIAL ANAK
Shame atau membuat malu sangat berpengaruh dalam perkembangan sosial anak. Anak yg mempunyai sifat terlalu membuat malu atau yg biasa dianggap pemalu pada pada bersosialisasi menggunakan orang lain pun mengalami kesulitan. Anak yg pemalu acapkalikali menghindari orang lain, merasa takut, curiga, ragu, hati-hati saat melakukan sesuatu apalagi tempat asing baginya. Anak pemalu cenderung diam, berbicara menggunakan bunyi pelan, & menghindari hubungan mata menggunakan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H